PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Ma'had Aly (ejaan lain, mahad ali, makhad
ali, maahad aly) adalah pendidikan tingkat tinggi setara universitas khusus
bidang agama Islam. Beberapa Ma’had
Aly di Indonesia menggunaka bahasa Arab
sebagai bahasa resmi dalam pembelajaran, sebagai mana Ma’had Aly Al- Madinah Godean. Ma'had Ali biasanya
berada di pesantren dan merupakan kelanjutan dari Ma’had Al-Madinah diniyah (madin) tingkat Ibtidaiyah,
Tsanawiyah dan Aliyah atau tingkat ula, wustho dan ulya. Kurikulum Ma'hadAly bervariasi tergantung
pesantren masing-masing.
Ma’had Aly Al-Madinah merupakan salahsatu
lembaga pendidikan yang mengajarkan pelajaran umum dan agama yang para maha
santrinya adalah lak-laki. Beberapamateri pelajaran
agama yang diajarkan pada umumnya menggunakan
bahasa Arab,
seperti: fiqih, aqidah, tauhid,
nahwu, Al-Ushul fil ilmi al ushul, Al-Arobiyah Baina Yadaik, Tajwid, Aqidah
Al-Islamiyah, serta ilmu-ilmu agama yang lainya.
Para pengajar di Ma’had ally Al- Madinah
adalah lulusan Lipia
dan Timur tengah, diantaranya
Ustad Ridwan Hamidi LC (Dosen UGM), Ustad Rofiq (lulusan Lipia Jakarta), dan
beberapa Pengajar lainya dari
dari UIN Sunan Kalijaga separti Ustad Yayat Hidayat M.A(Mudir Ma’had
Al-Madinah). Adapun bahasa yang di targetkan
sebagai bahasa komunikatif di lembaga pendidikan tersebut adalah bahasa Arab,
sebagaimana di dalam makalah Prof. Dr. Amin Abdullah, diungkapkan bahwa: “Dosen maupun para peserta didik IAIN tidak
akan mengalami jenuh mengajar dan jenuh keilmuan jika dibekali bahasa asing
yang baik untuk membedah khazanah keilmuan”. Untuk itu diperlukan
metodologi bahasa Arab dan bahas inggris, sehingga menarik minat peserta didik
untuk menekuni kemampuan bahasa keilmuan yang baik.[1]
Salah satu metode pengajaran dan pengembangan
bahasa yang ideal dapat dimanifestasikan melalui instusi pendidikan, antara lain: ketika islam pertama
kali masuk ke Indonesia tepatnya
pada abad ke 13. Banyak pedagang asing
yang memperluas perdagangannya adalah salah satunya pedagang dari Gujarat
india, yang sebelumnya mereka telah memeluk agama islam.Selain menjalankan
perdagangannya, para pedagang Gujarat India ini juga ingin menyebarkan
pendidikan dan budaya islam khususnya melalui bahasa yakni bahasa Arab. Sehingga
kedatangan merekapun disambut hangat oleh
kerajaan-kerajaan pesisir pantai Sumatra Utara,
Jayakarta, Demak, Gresik, dan Indonesia bagian timur. Adapun sistem pendidikan yang digunakan pada masa itu yakni menggunakan teks bahasa
Arab dengan melalui pendekatan komunikatif.
Visi
Ma’had Aly Al- Madinah dalam abad 21 ini adalah menjadi salah satu pusat studi
Islam di Indonesia yang menggunakan bahasa komunikasi bahasa Arab. Diyakini
sepenuhnya bahwa budaya, karya-karya ulama, cendikiawan dan ilmuan-ilmuan muslim
Indonesia mampu menjadi sumber kajian Islam mengiringi pusat-pusat kajian Islam
dari Timur Tengah, dan Negara-negara lain yang juga menyimpan sumber-sumber
akademik ajaran Islam.
Sebagaimana
sabda Rosul SAW.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, yang artinya: “Barang siapa yang menuntut ilmu agama, yang mana hal tersebut
(seharusnya) dituntut hanya untuk mengharapkan wajah Allah, namun ia
melakukannya hanya untuk tujuan keduniaan belaka, maka di hari kiamat kelak ia
tidak akan dapat mencium wangi syurga” (H.R. Ibnu Majah, Ahmad, dan Abu
Daud) dan juga Imam Al-Khatib Al-Bagdadi
berkata: “Wajib bagi setiap penuntut ilmu
agama untuk mengikhlaskan niatnya dalam menuntut ilmu, dan menjadikan tujuannya
tersebut hanya mengharapkan wajah Allah”.Dan titik fokus dalam penggunaan bahasa Arab di Ma’had Aly Al-Madinah tersebut untuk mengkaji agama islam melalui
buku-buku teks Arab, bahasa Arab di pandang suatu keahrusan di
dalam Ma’had Aly Al- Madinah Godean, sebagai mana Sesuai dengan visi di atas, maka misi Ma’had
Aly Al- Madinah adalah
Pertama: mengadakan kajian Islam secara
Kaffah, dan komprehensip atau holistik agar bangsa dan negara Indonesia mampu
menghadapi tantangan zamannya atau mampu hidup terhormat dalam tatanan
kehidupan internasional modern tanpa kehilangan jati dirinya.
Kedua, Ma’had Aly rnengembangkan sistem Pondok
Pesantren yang mampu menjadi sumber pengembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan,
tekhnologi dan seni) lengkap pemanfaatannya dalam bingkai ajaran Islam. Melalui
misi ini diharapkan Ma’had Aly dapat memberikan
sumbangan yang substansial dan konstruktif bagi bangsa dan negara Indonesia
secara terus-menerus mencari penyempurnaan sistem pendidikan
nasionalnya. Ma’had Aly Al-Madinah juga
menerapkan kurikulum
, kompetensi dasar dan kompetensi utama .
Adapun
kompetensi dasar di Ma’had Aly Al-Madinah,
antara lain: hadits akhlak-tashawuf,
ilmu tafsir, ilmu hadits, tauhid, tarikh, balaghoh, tehnik penulisan karya
ilmiyah. Di samping itu, Ma’had
Aly Al-Madinahjuga
memiliki kompetensi utama dalam sistem pembelajarannya,yakniahkamul
qur’an, ahkamul hadits, fiqih, fiqhul muqorin, usul fiqih, usul fiqih, muqorin
qowa’idul fiqih faroid hikmah wa tarikhut tasyri’. Selain kompentensi di
atas, adapula kompetensi tambahan,
seperti:ihya’ ulumuddin mantiq
asasus tadris psikologi pendidikan metode pembelajaran pengelolaan kelas
metode da’wah praktek mengajar arudh falak.
Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan
yang lahir dari kebutuhan dasar (basic need) manusia
dalam upaya meningkatkan peradabanya. Bahasa cenderung dilihat sebagai suatu
proses komunikasi dan titik pusatnya adalah arti yang dirumuskan oleh maksud
dan tujuan.[2]
Sehubungan dengan sistem pendidikan yang
berbasis pesantren tersebut di atas,jikadilihatmetode
pengajaran bahasa Arab di tanah air yang terdapat di
lembaga pendidikan formal ( Ma’had Al-Madinah , Pondok Pesantren Al-Madinah
Nusantara, dan pondok pesantren), merupakan
hal wajib
yang tidak menentu,
“ketidak tentuan”
ini bisa dilihat dari beberapa segi.
Pertama
dari segi tujuan, terdapat kerancuan antara mempelajari bahasa Arab sebagai
tujuan (menguasai kemahiran bahasa) atau sebagai alat untuk menguasai
pengetahuan lain yang menggunakan wahana bahasa Arab.
Kedua dari
segi bahasa yang dipelajari, terdapat ketidak menentuan apakah bahasa Arab itu
klasik atau modern atau bahasa Arab sehari-hari.
Ketiga dari
segi metode kegamangan apakah mempertahankan yang lama atau menggunakan yang
baru.[3]
Di Ma’had Aly Al-Madinah Muhariku Al-Lugah
diartikan sebagai sekelompok orang yang di pilih dan dibawaih langsung oleh
bagian kebahasaan. Muhariku Al-Lugah bertugas membimbing dan mengawasi
hasil belajar (evidence) bahasa Arab atau hasil karya peserta didik yang
menunjukan perkembangan, prestasi belajar peserta didik, dalam berbahasa Arab
dari waktu kewaktu baik maharoh
al-kitabah atau maharoh al-kalam.
Adapun hal-hal yang melatarbelakangi
munculnya keinginan untuk meneliti penerapan Muhariku
Al-Lugahdi Ma’had
Aly Al-Madinah Godean, itu sendiri adalah bahwa
ketika dalam proses seleksi masuk di universitas
atau di perAsstidzan kelanjutan, seperti Lipia,
atau Universitas Ibnu Saud, para maha santri di tuntut untuk bisa menggunakan
bahasa Arab benar-benar bahasa keseharian, karena modul yang dipakai dan proses
belajar mengajar menggunakan bahasa Arab fushah, bahkan maha santri di sarankan
untuk tidak membawa atau membiasakan mempelajari buku-buku pelajaran selain
bahasa Arab. Disamping itu, faktor
yang melatarbelakangi munculnya penerapan
Muhariku Al-Lugah itu
sendiri adalah ketika salah satu penentu bagian yang bernaung dalam organisasi
Ma’had Aly Al-Madinah dan juga berperan sebagai salah satu penentu kelancaran
arus kegiatan belajar mengajar (KBM), lebih sepesifiknya bagian yang membidangi
kebahasan di dalam lingkungan ma’had,
melihat proses pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan dalam jam formal atau
didalam kelas atau di lingkungan ma’had
cukup memberikan kontribusi bagi keberlangsungan proses penguasaan terhadap
bahasa Arab sehari-hari dan hafalan quran. Dengan kata lain kegiatan
pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan di dalam kelas lebih didominasi
teori ketimbang praktek. Maka dengan dibentuknya Muharriku Al-Lugah diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif solusi sehingga sehingga
pada ahirnya bisa menjaga bahasa, bisa untuk di jadikan modal maha santri untuk
meneruskan ke perAsstidzan tinggi lainya serta dapat menembangkan potensi
komunikatif sehari-hari maha santri.
Alasan penulis memilih Ma’had Aly Al-Madinah
sebagai tempat penelitian ini adalah, setelah sempat terjadi perbincangan
antara penulis dengan Bapak Yayat Hidayat M.A, (selaku mudir Ma’had Al-Madinah
Godean), tanggal 22 Februari
2013, di Masjid Baitul Karim seusai beliau
menjadi khotib jumat,maka terjadilah perbincangan antara penulis dan pimpinan
yayasan Ma’had Aly Al-Madinah, maka penulis melakuan survai pada tanggal 4
Maret 2013 pukul 09.00 WIB di Godean. Kemudian
penulis mencari data yang valid tentang kronologis perjalanan rencana program
Ma’had Aly Al-Madinah dan menceritakan kronologis perjalanan Muharriku Al-Lugah.
Pada dasarnya produk bahasa yang di hasilkan sudah cukup efektif akan tetapi
masih banyak ma’had-ma’had
aly lainnya di Indonesia yang jauh
lebih sempurna, hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian.
Seiring dengan tujuan dibentuknya Mukharriku
ini adalah, untuk mewajibkan seluruh mahasantri yang sedang belajar dan menetap
di dalam lingkungan pesantren (sakan) dapat berkomunikasi, khususnya di
dalam kegiatan sehari-hari dengan menggunakan bahasa Arab, dan agar bisa membaca modul pelajaran yang di
sampaikan pengajar di luar jam formal yang tertulis dalam teks bahasa Arab,
maka disinilah rewarddanpunishment
kemudian di perhitungkan. Artinya ketika diperlakukanya Muharriku adalah
agar kemudian menjadi sebuah kewajiban bagi maha santri untuk menjalankanya,
maka tidak menutup kemungkinan akan terdapat individu-individu dari maha santri
yang melanggar dan mematuhi. Barang siapa yang melanggar akan di beri sangsi (punishment)
tergantung berat ringannya pelanggaran dan barang siapa yang
mematuhi akan diberi ganjaran/penghargaan (reward). Di
luar muharriku,reward dan punishmentjuga ada konsekuensi
pelanggaran bagi maha santri akan di elminasi atau di
keluarkan dari Ma’had Aly Al-Madinah.[4]
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas,
maka ada beberapa persoalan pokok yang dapat dirumuskan dalam penelitian
tentang Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di
Ma’had Aly Al-Madinah
yaitu:
1.
Bagaimanaperan Muharriku Al-Lugah
dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had
Aly Al-MadinahNusantara Godean ?
2.
Bagaimana
efektifitas peran Muharriku
Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif
di Ma’had Aly Al-Madinah NusantaraGodean?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Mendiskripsikan Muharriku Al-Lugah dengan
pembelajaran bahasa Arab komunikatif, mencangkup:
a.
Mendiskripsikan
peran Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran mata kuliah di Ma’had Aly
Al-MadinahNusantara, Godean yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa
pengantar dalam proses belajar mengajar.
b.
Mendiskripsikan
hasil yang dicapai yang dengan adanya peran Muharriku Al-Lugah terhadap
pengembangan pembelajaran bahasa Arab komunikatif, serta dalam penggunakan
bahasa Arab sebagai bahasa bahasa
pengantar belajar mengajar di Ma’had Aly Al-MadinahNusantara.
2.
Kegunaan penelitian
a.
Secara
umum skripsi ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih
pemikiran yang nyata terhadap proses belajar mengajar khususnya dalam
pembelajaran bahasa Arab di Ma’had
Al-Madinah Nusantara, Pondok Pesantren Al-Madinah Nusantara umum
b.
Secara
khusus untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuanpenulis tentang
pembelajaran pembelajaran bahasa Arab melalui studi tentang Muharriku Al-Lugah dengan pembelajaran
komunikatif yang terdapat di Ma’had
AlyGodean.
c.
Sebagai
acuan untuk penelitian selanjutnya.
d.
Menjadi
bahan pertimbangan untuk Asstidz serta calon Asstidz bahasa Arab dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan Maha Santri atau maha santri.
D. Kajian
Pustaka
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang penulis
lakukan, terdapat sebuah skripsi yang juga sebelumnya membahas tentang Muharriku Al-Lugah (Penggerak Bahasa) dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif yang berjudul:“Muharriku
Al-Lugah (Penggerak Bahasa) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif di Pondok Pesantren Walisongo Jawa Timur”
yang ditulis oleh Andil Antoni MahaMaha Santri PBA/UIN/2008. Dalam penelitian
ini, lebih pada efesiensi pengelolaan konsep lingkungan bahasa serta kaitanya
dengan teori hukuman dan hadiah dalam persepektif Reward and Punishment.
Akan tetapi panishment
yang di terapkan lebih mengarah kepada hukuman fisik.
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang penulis lakukan
juga, terdapat beberapa sub judul penelitian yang sebelumnya ada keterkaitan
dengan konsep penelitian “Muhariku Al-Lugah
(penggerak bahasa) dalam
penbelajaran bahasa Arab komunikatif
di Ma’had Aly Al-Madinah yaitu:
1.
Skripsi “Pengaruh
Lingkungann Terhadap Kemahiran Berbicara Bahasa Arab Santri” yang ditulis
oleh Giyono mahaMaha Santri PBA/UIN/2004,
didalamnya ditulis lingkungan yang potensial akan dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku anak. Dia mencoba menganalogi lingkungan-lingkungan yang bersifat umum kepada
lingkungan khusus yaitu bahasa Arab. Dan ia ingin melihat seberapa jauh
pengaruh lingkungan bahasa terhadap
kemahiran berbahasa Arab.
2.
Skripsi yang diangkat oleh saudari Rodliyah,
Fakultas Tarbiyah dengan judul skripsi “Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa Arab untuk Maha
Santri tingkat menengah (sebuah analisa metodologi)”. Dalam skripsinya membahas tentang metode-metode
yang dihasilkan dari pendekatan komunikatif dan bagaimana prosedur pengajaranya
ditingkat menengah.
3.
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Fauzan dengan
judul “Konsep Komunikatif
Dalam Pengajaran Bahasa(Studi Historika Diskriptif Pendekatan
Komunikatif dan Aplikasinya Pada Pengajaran Bahasa Arab)”. Adapun pokok bahasan dalam skripsi ini
membahas wacana keilmuan seputar penekatan komunikatif dan konsep komunikatif
dalam kaitanya dengan bahasa Arab.
4.
Skripsi yang ditulis Nazaruddin mahaMaha Santri PBA/ UIN/ 2003,dengan judul
konsep “Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Alat Komunikasi Santri”, didalam skripsinya membahas tentang metode
pengajaran bahasa Arab dan bagaimana penerapanya sebagai alat komunikasi.
Berangakat dari penulusuran kajian pustaka skripsi-skripsi
yang penulis telah teliti, bahwa yang membedakan titik fokus penelitian penulis
dengan penelitian-penelitiansebelumnya adalah bagaimanaperan Muhariku Al-Lugah (Penggerak Bahasa) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif
yang diterapkan untuk tingkat mahaMaha Santri Ma’had Aly Al-Madinah di
Godean.
E. Metode Penelitian
1.
Jenis
Pendekatan
Jika dilihat dari rumusan masalah yang ada,
bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Menggunakan penelitian
kualitatif, yang lebih menekankan pada pengumpulan data yang bersifat non-statistic
(bukan berbentuk angka), kemudian dalam pemaparan data dan analisis data serta
pengambilan kesimpulanya menggunakan
analisis diskriptif kualitatif.[5]
2.
Metode
Penentuan Subyek
Dalam
penelitian lapangan untuk memperoleh data langsung, subyek penelitian yang digunakan penulis adalah responden dan narasumber.
Responden merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam Muharriku Al-Lugah Ma’had Aly
Al-Madinah di Godean.
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai responden adalah:
a)
Mudir atau pimpinan yayasan dan dewan asatidz
atau pengajar Ma’had Aly Al-Madinah di Godean;
b)
Beberapa
perwakilan maha santri yang berperan dalam Muharriku Al-Lugahsebagai sample.
Sedangkan
pengertian narasumber adalah orang yang dimintai keterangan atau informasi atas
suatu hal berdasarkan pengetahuan atau ilmu yang ia miliki. Dalam hal ini,
narasumber dalam penelitian ini ialah Bapak Muhajir,M.Ag.,sebagai dosen mata kuliah Model Pembelajaran
Kemahiran Bahasa Arab.
3.
Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya memperoleh keabsahan data dan
sesuai dengan yang diharapkan, disisni peneliti menggunakan beberapa metode
a.
Metode
Observasi
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang
dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan catatan-catatan terhadap keadaan
atau perilaku objek sasaran.[6]Dalam
hal ini penulis terjun langsung untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi
dilapangan.
Selain untuk melihat hal-hal yang berkaitan
dengan fisik Ma’had Aly Al-Madinah Godean
seperti sakan,ruang belajar, juga interaksi maha santri dan pengajar dalam pembelajaran bahasa Arab baik dalam
kelas formal atau diluar kelas formal di Ma’had Aly Al-Madinah Godean. Penulis juga ingin bersilaturahmi dengan
pimpinan, staf, para asatidz dan para
maha santri Ma’had Aly Al-Madinah Godean.
b.
Metode
Wawancara (Interview).
Metode pengumpulan data yang dipergunakan penulis dalam penelitian lapangan
ini adalah dengan cara wawancara, yaitu
dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai suatu hal yang ditujukan kepada subyek-subyek penelitian. Pada proses ini,
peneliti dan subyek penelitian berhadapan langsung untuk mendapatkan informasi
secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan pokok
permasalahan penelitian.
Keunggulan-keunggulan metode wawancara tersebut
antara lain; karena kebanyakan orang cenderung lebih suka berbicara dari
penulis. Pewawancara dapat menjelaskan tujuan penelitian dan menjelaskan
informasi-informasi yang ia butuhkan, jika responden salah tafsir terhadap
pertanyaan, pewawancara bisa meluruskanya sekaligus bisa menilai kejujuran,
keseriusan dan wawasan responden, dan dengan wawancara peniliti dapat menggali
soal-soal penting dalam penelitian yang belum terpikirkan dalam rencana
penelitian.[7]
Pada metode ini, peneliti menggunakan interview
bebas terpimpin, artinya interview
tersebut dilaksanakan dengan pewawancara dan membawa pedoman yang hanya
merupakan garis-garis besar tentang beberapa hal yang ditanyakan [8].
Adapun wawancara akan ditunjukan kepada:
1)
Mudir atau pimpinan yayasan dan dewan asatidz
atau pengajar Ma’had Aly Al-Madinah di Godean;di
Ma’had Aly Al-Madinah, Godean.
2)
Mahasantri,
yang dalam hal ini sebagai pelaksana dan individu yang berperan sebagai Muharriku Al-Lugahdi Ma’had Aly Al-Madinah Godean.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi ini dilakukan guna mendapatkan
informasi tentang catatan perkembangan lembaga
atau yayasan, jumlah mahasantri, letak geografis dan hal-hal yang berkaitan
denganusaha-usaha pengembangan pembelajaran bahasa Arab serta pembelajaran agama islam
dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama di Ma’had Aly Al-Madinah
Godean.
4.
Metode
Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data dalam hal
ini, peneliti menggunakan teknik
“triangulasi”. Tehnik triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Pada dasarnya memanfaatkan ada empat
macam tringulasi yaitu: memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan
teori. [9]
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik tringulasi sumber. Triangulasi sumber adalah membandingkan
dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu data/atau informasi yang diperoleh melalui sumber yang
berbeda. Untuk kepentingan ini, dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
observasi dengan data hasil wawancara bersama
dewan pengajar atau dewan Asstidz, dan penAsstidzs organisasi yang membidangi bagian bagian kebahasaan, dan
yang berkaitan dengan Muharriku Al-Lugahdi Ma’had Aly Al-Madinah Nusantara Godean.
5.
Metode
Analisis Data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya
adalah mengolah, menganalisa serta mengambil kesimpulan dari data yang telah
terkumpul. Tujuan analisis data adalah untuk memfokuskan
sehingga menjadi data yang teratur dan tersusun secara rapidan berarti. Dalam
menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan analisa data
kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu analisa yang digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat, yang dipisahkan menurut katagorinya untuk mendapatkan
kesimpulan, dalam pelaksanaanya penulis menggunakan cara berfikir induktif dan
deduktif.[10]
Cara berfikir induktif adalah suatu metode
ialah suatu metode yang membahas masalah-masalah yang bersifat khusus menuju
kearah kesimpulan yang bersifat umum.[11]Sedangkan cara berfikir deduktif adalah berangkat dari
pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan yang yang
umum itu, kemudian menjadikan yang sifatnya khusus.[12]
F.
Sistimatiaka Pembahasan
Dalam
rencana penulisan skripsi ini, penulis akan membagi kedalam tiga bagian, bagian
itu meliputi bagian awal,bagian tengah,
dan bagian akhir. Rencana pembagian dalam penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mempermudah pembahasan, telaah,
analisa, atas masalah-masalah agar lebih terarah untuk diteliti dan disusun secara mendalam, sehingga lebih mudah untuk
dipahami.Adapun rencana sistematika penyusunan
dalam pembahasan skripsi sebagai berikut:
Pertama, adalah bagian awal yang terdiri atas halaman
judul skripsi, halaman pernyataan keaslian, halaman nota dinas pembimbing,
halaman nota dinas konsultan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table.
Kedua, adalah bagian utama dari skripsi yang terdiri
dari empat bab, yaitu:
Bab
pertama adalah pendahuluan, membahas
tentang gambaran umum keseluruhan isi skripsi yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka,
landasan teori, metode penelitian dan sistimatika pembahasan.
Bab
kedua adalah menjelaskan tentang gambaran umum tentang Ma’had Aly Al-Madinah Nusantara
Godean, Sleman, Yogyakarta. Gambaran tersebut meliputi: letak geografis, sejarah berdirinya, tujuan berdirinya, struktur organisasi, keadaan pengajardan karyawan, keadaan mahasantri, serta sarana dan
prasarana yang dimilikiMa’had Aly Al-Madinah Nusantara Godean.
Bab ketiga adalah membahas tentang bagaimanaperan
Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had
Aly Al-MadinahNusantara Godean serta bagaimana efektifitas peran Muharriku
Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had Aly
Al-Madinah,Nusantar Godean.
Bab
keempat adalah penutup, yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran, kata
penutup.
Ketiga, merupakan bagian akhir skripsi yang meliputi
daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.
[1] Amin Abdullah,Urgensi
Bahasa Asing dalam Studi keislaman, (Yogyakarta: Pusat Bahasa IAIN Sunan Kalijaga
1998),Makalah
[2] Sjhrudin Kaseng,Linguistik
terapan menuju pengajaran bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group
2005),
hlm. xviii.
[3] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab(Malang: Misykat, 2004),
[4] Wawncara dengan salah
satu pengajar di Ma’had Aly Al-Madinah yaitu Ustad Rofiq (pengajar mata kuliah
sharaf dan Nahwu)
[5] Semodo Ardi Widodo dkk, pedoman penulisan skripsi
mahasiswa jurusan PBA Fakultas Tarbiyah (Yogyakarta :Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga, 2006)hal.16
[6] Nana Sujana, Tuntunan
Penyusunan Karya Ilmiyah: Makalah-Skripsi-Skripsi-Tesis-Disertasi,
(Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2001), hal.73
[7] Sanapiah Faisal,Metodologi
Penelitian Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasioanal, 1982 Cipta 1998), hal. 146.
[8] Suharsimi Arikunto,
prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Jakarta : Rineka Cipta 1998),
hal. 146.
[10] Herman Wasito,
Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: kerjasama Aptik dengan PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 99.
[11] Sutrisno Hadi,
Metodologi Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikiologi UGM, 1987,
hal. 42.
[12] Ibid.
Comments
Post a Comment