Skip to main content

Muharriku Al-Lugah dengan pembelajaran komunikatif yang terdapat di Ma’had Aly Godean.


PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Ma'had Aly (ejaan lain, mahad ali, makhad ali, maahad aly) adalah pendidikan tingkat tinggi setara universitas khusus bidang agama Islam. Beberapa Mahad Aly di Indonesia  menggunaka bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam pembelajaran, sebagai mana Ma’had Aly Al- Madinah Godean. Ma'had Ali biasanya berada di pesantren dan merupakan kelanjutan dari Ma’had Al-Madinah  diniyah (madin) tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah atau tingkat ula, wustho dan ulya. Kurikulum Ma'hadAly bervariasi tergantung pesantren masing-masing.
Ma’had Aly Al-Madinah merupakan salahsatu lembaga pendidikan yang mengajarkan pelajaran umum dan agama yang para maha santrinya adalah lak-laki. Beberapamateri pelajaran agama yang diajarkan pada umumnya menggunakan bahasa Arab, seperti: fiqih, aqidah, tauhid, nahwu, Al-Ushul fil ilmi al ushul, Al-Arobiyah Baina Yadaik, Tajwid, Aqidah Al-Islamiyah, serta ilmu-ilmu agama yang lainya.
Para pengajar di Ma’had ally Al- Madinah adalah lulusan Lipia dan Timur tengah, diantaranya Ustad Ridwan Hamidi LC (Dosen UGM), Ustad Rofiq (lulusan Lipia Jakarta), dan beberapa Pengajar lainya dari dari UIN Sunan Kalijaga separti Ustad Yayat Hidayat M.A(Mudir Ma’had Al-Madinah). Adapun bahasa yang di targetkan sebagai bahasa komunikatif di lembaga pendidikan tersebut adalah bahasa Arab, sebagaimana di dalam makalah Prof. Dr. Amin Abdullah, diungkapkan bahwa: “Dosen maupun para peserta didik IAIN tidak akan mengalami jenuh mengajar dan jenuh keilmuan jika dibekali bahasa asing yang baik untuk membedah khazanah keilmuan”. Untuk itu diperlukan metodologi bahasa Arab dan bahas inggris, sehingga menarik minat peserta didik untuk menekuni kemampuan bahasa keilmuan yang baik.[1]
Salah satu metode pengajaran dan pengembangan bahasa yang ideal dapat dimanifestasikan melalui instusi pendidikan, antara lain: ketika islam pertama kali masuk ke Indonesia tepatnya pada abad ke 13. Banyak pedagang asing yang memperluas perdagangannya adalah salah satunya pedagang dari Gujarat india, yang sebelumnya mereka telah memeluk agama islam.Selain menjalankan perdagangannya, para pedagang Gujarat India ini juga ingin menyebarkan pendidikan dan budaya islam khususnya melalui bahasa yakni bahasa Arab. Sehingga kedatangan merekapun disambut hangat oleh kerajaan-kerajaan pesisir pantai Sumatra Utara, Jayakarta, Demak, Gresik, dan Indonesia bagian timur. Adapun sistem pendidikan yang digunakan pada masa itu yakni menggunakan teks bahasa Arab dengan melalui pendekatan komunikatif.
Visi Ma’had Aly Al- Madinah dalam abad 21 ini adalah menjadi salah satu pusat studi Islam di Indonesia yang menggunakan bahasa komunikasi bahasa Arab. Diyakini sepenuhnya bahwa budaya, karya-karya ulama, cendikiawan dan ilmuan-ilmuan muslim Indonesia mampu menjadi sumber kajian Islam mengiringi pusat-pusat kajian Islam dari Timur Tengah, dan Negara-negara lain yang juga menyimpan sumber-sumber akademik ajaran Islam.
Sebagaimana sabda Rosul SAW. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, yang artinya: “Barang siapa yang menuntut ilmu agama, yang mana hal tersebut (seharusnya) dituntut hanya untuk mengharapkan wajah Allah, namun ia melakukannya hanya untuk tujuan keduniaan belaka, maka di hari kiamat kelak ia tidak akan dapat mencium wangi syurga” (H.R. Ibnu Majah, Ahmad, dan Abu Daud) dan juga  Imam Al-Khatib Al-Bagdadi berkata: “Wajib bagi setiap penuntut ilmu agama untuk mengikhlaskan niatnya dalam menuntut ilmu, dan menjadikan tujuannya tersebut hanya mengharapkan wajah Allah”.Dan titik fokus dalam penggunaan bahasa Arab di Ma’had Aly Al-Madinah tersebut untuk mengkaji agama islam melalui buku-buku teks Arab, bahasa Arab di pandang suatu keahrusan di dalam Ma’had Aly Al- Madinah Godean, sebagai mana Sesuai dengan visi di atas, maka misi Ma’had Aly Al- Madinah adalah
 Pertama: mengadakan kajian Islam secara Kaffah, dan komprehensip atau holistik agar bangsa dan negara Indonesia mampu menghadapi tantangan zamannya atau mampu hidup terhormat dalam tatanan kehidupan internasional modern tanpa kehilangan jati dirinya.
 Kedua, Ma’had Aly rnengembangkan sistem Pondok Pesantren yang mampu menjadi sumber pengembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni) lengkap pemanfaatannya dalam bingkai ajaran Islam. Melalui misi ini diharapkan Ma’had Aly dapat memberikan sumbangan yang substansial dan konstruktif bagi bangsa dan negara Indonesia secara terus-menerus mencari penyempurnaan sistem pendidikan nasionalnya. Ma’had Aly Al-Madinah juga menerapkan kurikulum , kompetensi dasar  dan kompetensi utama .
Adapun kompetensi dasar di Ma’had Aly Al-Madinah, antara lain:  hadits akhlak-tashawuf, ilmu tafsir, ilmu hadits, tauhid, tarikh, balaghoh, tehnik penulisan karya ilmiyah. Di samping itu, Ma’had Aly Al-Madinahjuga memiliki kompetensi utama dalam sistem pembelajarannya,yakniahkamul qur’an, ahkamul hadits, fiqih, fiqhul muqorin, usul fiqih, usul fiqih, muqorin qowa’idul fiqih faroid hikmah wa tarikhut tasyri’. Selain kompentensi di atas, adapula kompetensi tambahan, seperti:ihya’ ulumuddin mantiq asasus tadris psikologi pendidikan metode pembelajaran pengelolaan kelas metode da’wah praktek mengajar arudh falak.
Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang lahir dari kebutuhan dasar (basic need) manusia dalam upaya meningkatkan peradabanya. Bahasa cenderung dilihat sebagai suatu proses komunikasi dan titik pusatnya adalah arti yang dirumuskan oleh maksud dan tujuan.[2]
Sehubungan dengan sistem pendidikan yang berbasis pesantren tersebut di atas,jikadilihatmetode pengajaran bahasa Arab di tanah air yang terdapat di lembaga pendidikan formal ( Ma’had Al-Madinah , Pondok Pesantren Al-Madinah Nusantara, dan pondok pesantren), merupakan hal wajib yang tidak menentu, “ketidak tentuan” ini bisa dilihat dari beberapa segi.
Pertama dari segi tujuan, terdapat kerancuan antara mempelajari bahasa Arab sebagai tujuan (menguasai kemahiran bahasa) atau sebagai alat untuk menguasai pengetahuan lain yang menggunakan wahana bahasa Arab.
Kedua dari segi bahasa yang dipelajari, terdapat ketidak menentuan apakah bahasa Arab itu klasik atau modern atau bahasa Arab sehari-hari.
Ketiga dari segi metode kegamangan apakah mempertahankan yang lama atau menggunakan yang baru.[3]
Di Ma’had Aly Al-Madinah Muhariku Al-Lugah diartikan sebagai sekelompok orang yang di pilih dan dibawaih langsung oleh bagian kebahasaan. Muhariku Al-Lugah bertugas membimbing dan mengawasi hasil belajar (evidence) bahasa Arab atau hasil karya peserta didik yang menunjukan perkembangan, prestasi belajar peserta didik, dalam berbahasa Arab dari waktu kewaktu baik maharoh al-kitabah atau maharoh al-kalam.
Adapun hal-hal yang melatarbelakangi munculnya keinginan untuk meneliti penerapan Muhariku Al-Lugahdi Ma’had Aly Al-Madinah Godean, itu sendiri adalah bahwa ketika dalam proses seleksi masuk di universitas atau di perAsstidzan kelanjutan, seperti Lipia, atau Universitas Ibnu Saud, para maha santri di tuntut untuk bisa menggunakan bahasa Arab benar-benar bahasa keseharian, karena modul yang dipakai dan proses belajar mengajar menggunakan bahasa Arab fushah, bahkan maha santri di sarankan untuk tidak membawa atau membiasakan mempelajari buku-buku pelajaran selain bahasa Arab. Disamping itu, faktor yang melatarbelakangi munculnya penerapan Muhariku Al-Lugah itu sendiri adalah ketika salah satu penentu bagian yang bernaung dalam organisasi Ma’had Aly Al-Madinah dan juga berperan sebagai salah satu penentu kelancaran arus kegiatan belajar mengajar (KBM), lebih sepesifiknya bagian yang membidangi kebahasan di dalam lingkungan ma’had, melihat proses pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan dalam jam formal atau didalam kelas atau di lingkungan ma’had cukup memberikan kontribusi bagi keberlangsungan proses penguasaan terhadap bahasa Arab sehari-hari dan hafalan quran. Dengan kata lain kegiatan pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan di dalam kelas lebih didominasi teori ketimbang praktek. Maka dengan dibentuknya Muharriku Al-Lugah diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif solusi sehingga sehingga pada ahirnya bisa menjaga bahasa, bisa untuk di jadikan modal maha santri untuk meneruskan ke perAsstidzan tinggi lainya serta dapat menembangkan potensi komunikatif sehari-hari maha santri.
Alasan penulis memilih Ma’had Aly Al-Madinah sebagai tempat penelitian ini adalah, setelah sempat terjadi perbincangan antara penulis dengan Bapak Yayat Hidayat M.A, (selaku mudir Ma’had Al-Madinah Godean), tanggal 22 Februari 2013, di Masjid Baitul Karim seusai beliau menjadi khotib jumat,maka terjadilah perbincangan antara penulis dan pimpinan yayasan Ma’had Aly Al-Madinah, maka penulis melakuan survai pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 09.00 WIB di Godean. Kemudian penulis mencari data yang valid tentang kronologis perjalanan rencana program Ma’had Aly Al-Madinah dan menceritakan kronologis perjalanan Muharriku Al-Lugah. Pada dasarnya produk bahasa yang di hasilkan sudah cukup efektif akan tetapi masih banyak mahad-ma’had aly lainnya di Indonesia yang jauh lebih sempurna, hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian.
Seiring dengan tujuan dibentuknya Mukharriku ini adalah, untuk mewajibkan seluruh mahasantri yang sedang belajar dan menetap di dalam lingkungan pesantren (sakan) dapat berkomunikasi, khususnya di dalam kegiatan sehari-hari dengan menggunakan bahasa Arab, dan agar bisa membaca modul pelajaran yang di sampaikan pengajar di luar jam formal yang tertulis dalam teks bahasa Arab, maka disinilah rewarddanpunishment kemudian di perhitungkan. Artinya ketika diperlakukanya Muharriku adalah agar kemudian menjadi sebuah kewajiban bagi maha santri untuk menjalankanya, maka tidak menutup kemungkinan akan terdapat individu-individu dari maha santri yang melanggar dan mematuhi. Barang siapa yang melanggar akan di beri sangsi (punishment) tergantung berat ringannya pelanggaran dan barang siapa yang mematuhi akan diberi ganjaran/penghargaan (reward). Di luar muharriku,reward dan punishmentjuga ada konsekuensi pelanggaran bagi maha santri akan di elminasi atau di keluarkan dari Ma’had Aly Al-Madinah.[4]
B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka ada beberapa persoalan pokok yang dapat dirumuskan dalam penelitian tentang Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had Aly Al-Madinah yaitu:
1.      Bagaimanaperan Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had Aly Al-MadinahNusantara Godean ?
2.      Bagaimana efektifitas peran Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had Aly Al-Madinah NusantaraGodean?
C.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Mendiskripsikan Muharriku Al-Lugah dengan  pembelajaran bahasa Arab komunikatif, mencangkup:
a.              Mendiskripsikan peran Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran mata kuliah di Ma’had Aly Al-MadinahNusantara, Godean yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar.
b.             Mendiskripsikan hasil yang dicapai yang dengan adanya peran Muharriku Al-Lugah terhadap pengembangan pembelajaran bahasa Arab komunikatif, serta dalam penggunakan bahasa Arab sebagai bahasa bahasa pengantar belajar mengajar di Ma’had Aly Al-MadinahNusantara.
2.        Kegunaan penelitian
a.             Secara umum skripsi ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih pemikiran yang nyata terhadap proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran  bahasa Arab di Ma’had Al-Madinah Nusantara, Pondok Pesantren Al-Madinah Nusantara umum
b.             Secara khusus untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuanpenulis tentang pembelajaran pembelajaran bahasa Arab melalui studi tentang Muharriku Al-Lugah dengan pembelajaran komunikatif yang terdapat di Ma’had AlyGodean.
c.             Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
d.            Menjadi bahan pertimbangan untuk Asstidz serta calon Asstidz bahasa Arab dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Maha Santri atau maha santri.
D.  Kajian Pustaka
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang penulis lakukan, terdapat sebuah skripsi yang juga sebelumnya membahas tentang Muharriku Al-Lugah (Penggerak Bahasa) dalam  pembelajaran bahasa Arab komunikatif yang berjudul:Muharriku Al-Lugah (Penggerak Bahasa) Dalam  Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif di Pondok Pesantren Walisongo Jawa Timur” yang ditulis oleh Andil Antoni MahaMaha Santri PBA/UIN/2008. Dalam penelitian ini, lebih pada efesiensi pengelolaan konsep lingkungan bahasa serta kaitanya dengan teori hukuman dan hadiah dalam persepektif Reward and Punishment. Akan tetapi panishment yang di terapkan lebih mengarah kepada hukuman fisik.
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang penulis lakukan juga, terdapat beberapa sub judul penelitian yang sebelumnya ada keterkaitan dengan konsep penelitian “Muhariku Al-Lugah   (penggerak bahasa) dalam  penbelajaran bahasa Arab komunikatif  di Ma’had Aly Al-Madinah yaitu:
1.      Skripsi “Pengaruh Lingkungann Terhadap Kemahiran Berbicara Bahasa Arab Santri” yang ditulis oleh Giyono mahaMaha Santri PBA/UIN/2004, didalamnya ditulis lingkungan yang potensial akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku anak. Dia mencoba menganalogi lingkungan-lingkungan yang bersifat umum kepada lingkungan khusus yaitu bahasa Arab. Dan ia ingin melihat seberapa jauh pengaruh  lingkungan bahasa terhadap kemahiran berbahasa Arab.
2.      Skripsi yang diangkat oleh saudari Rodliyah, Fakultas Tarbiyah dengan judul skripsi Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa Arab untuk Maha Santri tingkat menengah (sebuah analisa metodologi). Dalam skripsinya membahas tentang metode-metode yang dihasilkan dari pendekatan komunikatif dan bagaimana prosedur pengajaranya ditingkat menengah.
3.      Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Fauzan dengan judul Konsep Komunikatif Dalam Pengajaran Bahasa(Studi Historika Diskriptif Pendekatan  Komunikatif dan Aplikasinya Pada Pengajaran Bahasa Arab). Adapun pokok bahasan dalam skripsi ini membahas wacana keilmuan seputar penekatan komunikatif dan konsep komunikatif dalam kaitanya dengan bahasa Arab.
4.      Skripsi yang ditulis Nazaruddin mahaMaha Santri PBA/ UIN/ 2003,dengan judul konsep “Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Alat Komunikasi Santri”, didalam skripsinya membahas tentang metode pengajaran bahasa Arab dan bagaimana penerapanya sebagai alat komunikasi.
Berangakat dari penulusuran kajian pustaka skripsi-skripsi yang penulis telah teliti, bahwa yang membedakan titik fokus penelitian penulis dengan penelitian-penelitiansebelumnya adalah bagaimanaperan Muhariku Al-Lugah (Penggerak Bahasa) Dalam  Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif  yang diterapkan untuk tingkat mahaMaha Santri Ma’had Aly Al-Madinah di Godean.
E.  Metode Penelitian
1.      Jenis Pendekatan
Jika dilihat dari rumusan masalah yang ada, bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Menggunakan penelitian kualitatif, yang lebih menekankan pada pengumpulan data yang bersifat non-statistic (bukan berbentuk angka), kemudian dalam pemaparan data dan analisis data serta pengambilan kesimpulanya menggunakan analisis diskriptif kualitatif.[5]
2.      Metode Penentuan Subyek
Dalam penelitian lapangan untuk memperoleh data langsung, subyek penelitian yang digunakan penulis adalah responden dan narasumber. Responden merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam Muharriku Al-Lugah Ma’had Aly Al-Madinah di Godean. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai responden adalah:
a)      Mudir atau pimpinan yayasan dan dewan asatidz atau pengajar Ma’had Aly Al-Madinah di Godean;
b)      Beberapa perwakilan maha santri yang berperan dalam Muharriku Al-Lugahsebagai sample.
Sedangkan pengertian narasumber adalah orang yang dimintai keterangan atau informasi atas suatu hal berdasarkan pengetahuan atau ilmu yang ia miliki. Dalam hal ini, narasumber dalam penelitian ini ialah Bapak Muhajir,M.Ag.,sebagai dosen mata kuliah Model Pembelajaran Kemahiran Bahasa Arab.
3.       Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya memperoleh keabsahan data dan sesuai dengan yang diharapkan, disisni peneliti menggunakan beberapa metode
a.       Metode Observasi
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan catatan-catatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.[6]Dalam hal ini penulis terjun langsung untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan.
Selain untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan fisik Ma’had Aly Al-Madinah Godean seperti sakan,ruang belajar, juga interaksi maha santri dan pengajar dalam pembelajaran bahasa Arab baik dalam kelas formal atau diluar kelas formal di Ma’had Aly Al-Madinah Godean. Penulis juga ingin bersilaturahmi dengan pimpinan, staf, para asatidz dan para maha santri Ma’had Aly Al-Madinah Godean.
b.      Metode Wawancara (Interview).
Metode pengumpulan data yang dipergunakan penulis dalam penelitian lapangan ini adalah dengan cara wawancara, yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai suatu hal yang ditujukan kepada subyek-subyek penelitian. Pada proses ini, peneliti dan subyek penelitian berhadapan langsung untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan pokok permasalahan penelitian.
Keunggulan-keunggulan metode wawancara tersebut antara lain; karena kebanyakan orang cenderung lebih suka berbicara dari penulis. Pewawancara dapat menjelaskan tujuan penelitian dan menjelaskan informasi-informasi yang ia butuhkan, jika responden salah tafsir terhadap pertanyaan, pewawancara bisa meluruskanya sekaligus bisa menilai kejujuran, keseriusan dan wawasan responden, dan dengan wawancara peniliti dapat menggali soal-soal penting dalam penelitian yang belum terpikirkan dalam rencana penelitian.[7] Pada metode ini, peneliti menggunakan interview bebas terpimpin, artinya interview tersebut dilaksanakan dengan pewawancara dan membawa pedoman yang hanya merupakan garis-garis besar tentang beberapa hal yang ditanyakan [8].
Adapun wawancara akan ditunjukan kepada:
1)        Mudir atau pimpinan yayasan dan dewan asatidz atau pengajar Ma’had Aly Al-Madinah di Godean;di Ma’had Aly Al-Madinah, Godean.
2)        Mahasantri, yang dalam hal ini sebagai pelaksana dan individu yang berperan sebagai Muharriku Al-Lugahdi Ma’had Aly Al-Madinah Godean.
c.       Dokumentasi
Dokumentasi ini dilakukan guna mendapatkan informasi tentang catatan perkembangan lembaga atau yayasan, jumlah mahasantri, letak geografis dan hal-hal yang berkaitan denganusaha-usaha pengembangan pembelajaran bahasa Arab serta pembelajaran agama islam dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama di Ma’had Aly Al-Madinah Godean.
4.        Metode Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik “triangulasi”. Tehnik triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada dasarnya memanfaatkan ada empat macam tringulasi yaitu: memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. [9] Dalam  penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tringulasi sumber. Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu data/atau informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Untuk kepentingan ini, dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara bersama dewan pengajar atau dewan Asstidz, dan penAsstidzs organisasi  yang membidangi bagian bagian kebahasaan, dan yang berkaitan dengan Muharriku Al-Lugahdi Ma’had Aly Al-Madinah Nusantara Godean.
5.      Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah mengolah, menganalisa serta mengambil kesimpulan dari data yang telah terkumpul. Tujuan analisis data adalah untuk memfokuskan sehingga menjadi data yang teratur dan tersusun secara rapidan berarti. Dalam menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan analisa data kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, yang dipisahkan menurut katagorinya untuk mendapatkan kesimpulan, dalam pelaksanaanya penulis menggunakan cara berfikir induktif dan deduktif.[10]
Cara berfikir induktif adalah suatu metode ialah suatu metode yang membahas masalah-masalah yang bersifat khusus menuju kearah kesimpulan yang bersifat umum.[11]Sedangkan cara berfikir deduktif adalah berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan yang yang umum itu, kemudian menjadikan yang sifatnya khusus.[12]
F.   Sistimatiaka Pembahasan
Dalam rencana penulisan skripsi ini, penulis akan membagi kedalam tiga bagian, bagian itu meliputi bagian awal,bagian  tengah, dan bagian akhir. Rencana pembagian dalam penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mempermudah pembahasan, telaah, analisa, atas masalah-masalah agar lebih terarah untuk diteliti dan disusun secara mendalam, sehingga lebih mudah untuk dipahami.Adapun rencana sistematika penyusunan  dalam pembahasan skripsi sebagai berikut:
Pertama, adalah bagian awal yang terdiri atas halaman judul skripsi, halaman pernyataan keaslian, halaman nota dinas pembimbing, halaman nota dinas konsultan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table.
Kedua, adalah bagian utama dari skripsi yang terdiri dari empat bab, yaitu:
Bab pertama  adalah pendahuluan, membahas tentang gambaran umum keseluruhan isi skripsi yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistimatika pembahasan.
Bab kedua adalah menjelaskan tentang gambaran umum tentang Ma’had Aly Al-Madinah Nusantara Godean, Sleman, Yogyakarta. Gambaran tersebut meliputi: letak geografis, sejarah berdirinya, tujuan berdirinya, struktur organisasi, keadaan pengajardan karyawan, keadaan mahasantri, serta sarana dan prasarana yang dimilikiMa’had Aly Al-Madinah Nusantara Godean.
Bab ketiga adalah membahas tentang bagaimanaperan Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had Aly Al-MadinahNusantara Godean serta bagaimana efektifitas peran Muharriku Al-Lugah dalam pembelajaran bahasa Arab komunikatif di Ma’had Aly Al-Madinah,Nusantar Godean.
Bab keempat adalah penutup, yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran, kata penutup.
Ketiga, merupakan bagian akhir skripsi yang meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.








[1] Amin Abdullah,Urgensi Bahasa Asing dalam Studi keislaman, (Yogyakarta: Pusat Bahasa IAIN Sunan Kalijaga 1998),Makalah
[2] Sjhrudin Kaseng,Linguistik terapan menuju pengajaran bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group 2005), hlm. xviii.
[3] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab(Malang: Misykat, 2004),
[4] Wawncara dengan salah satu pengajar di Ma’had Aly Al-Madinah yaitu Ustad Rofiq (pengajar mata kuliah sharaf dan Nahwu)
[5] Semodo Ardi Widodo dkk, pedoman penulisan skripsi mahasiswa jurusan PBA Fakultas Tarbiyah (Yogyakarta :Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006)hal.16

[6] Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiyah: Makalah-Skripsi-Skripsi-Tesis-Disertasi, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2001), hal.73
[7] Sanapiah Faisal,Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasioanal, 1982 Cipta 1998),  hal. 146.

[8] Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Jakarta : Rineka Cipta 1998), hal. 146.
[9] Lexy, J, moleong metode penelitian kualitatif (Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2001) hal 178
[10] Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: kerjasama Aptik dengan PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 99.

[11] Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikiologi UGM, 1987, hal. 42.

[12] Ibid.

Comments

Popular posts from this blog

تَرْكِيْبُ البَرْنَامِجُ القَضَائِيُ لِطُلَابِ الجَامِعةُ الإسْلاَمِيَةُ تُغوْلَغْ بَاوَاغْ, الفَتْرَةُ الرَابِعَة, العَامُ الدِرَاسِي أَلْفَيْنِ وَثمَانِيَةُ عَشَرأو ألفين وتسعة عشر ملادية

  تَرْكِيْبُ البَرْنَامِجُ القَضَائِيُ لِطُلَابِ الجَامِعةُ الإسْلاَمِيَةُ تُغوْلَغْ بَاوَاغْ, الفَتْرَةُ الرَابِعَة, العَامُ الدِرَاسِي أَلْفَيْنِ وَثمَانِيَةُ عَشَرأو ألفين وتسعة عشر ملادية ترتيب البرنامج البرامج الأول      : الِإفِتِتَحَاحُ    حي علي إفتتحاح هذه البرامج بقراءة بسملة      البرنامج الثاني      : قِرَاءَةُ القُرانِ الكَريم, سَيَتْلُوْهَا ..........اليه فليتفضل مشكورا البرنامج الثالث     : الَرقْصُ بيندانا البرنامج االرابع     : يُغْنِي الأَغْنِياءُ الاندونيسية رَاية ومَارس الجامعة الإسلامية تولغ باواغ. اليه فليتفضل مشكورا. أَرْجُوْ اليكمْ قُوْمُوْ.....,إجلسو... البرنامج الخامس   : تَقْرِيْرُ الَرئِيْسُ القِيَادةُ ................. اليه فليتفضل مشكورا البرنامج السادس   : تَرْحِيْبُ مِنْ رَئِيْسِ الجَامِعَةُ الإسْلَامِيَة تُوْلَغْ بَاوَاغْ .......... اليه فليتفضل مشكورا البرنامج السابع     : قِرَاءَةُ مَرْسُوْم اِشْتِرَاعِيّ رَئِيْسُ الجَ...

MPLS CERIIAAAA...

MPLS CERIAAAA... Hari ini, Senin (15/7) merupakan hari pertama masuk sekolah bagi seluruh siswa-siswi di Indonesia setelah libur panjang. Memasuki hari pertama, para peserta didik baru akan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam menyelenggarakan MPLS sekolah SMP Plus Darul Ishlah berusaha untuk menghindari hal-hal yang membuat siswa/santri tidak merasa betah/kerasan di pondok dan sekolah. Dengan demikian, kegiatan MPLS yang berlangsung selama 3 hari, panitia yang diwakili oleh beberapa guru dan OSIS bahu membahu dalam menyukseskan MPLS yang menyenangkan dan siswa baru merasa aman dan nyaman. K eceriaan peserta MPLS dan Guru Pendamping Hal ini sesuai dengan Ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat inspeksi mendadak ke SD Muhammadiyah 5, Jakarta, Senin 15 Juli 2019. “Karena kesan pertama itu akan sangat menentukan keadaan anak-anak berikutnya ketika berada ...

Tokoh-Tokoh Empirisme

Tokoh-Tokoh Empirisme   Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume. baca juga:  https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/pengertian-filsafat-pendidiakan.html a.John Locke (1632-1704)    Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat Locke : Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). ...