Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Tokoh Pendidikan Di Indonesia

PEMIKIRAN K.H. ABDUL WAHID HASYIM

PEMIKIRAN K.H. ABDUL WAHID HASYIM Kiai Wahid Hasyim adalah putra ulama besar negeri ini, yakni kiai hasim Asy’ari. Ialah adalah ayah mantan Presiden Republik Indonesia yang ke-empat, alm. Gus Dur. Diusianya yang sangat belia, kiai wahid Hasyim telah menjadi Mentri Departemen Agama. Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukannya di pesantren Tebuireng kala itu telah menjadikan Pesantren Tebuireng mengalami kemajuan yang pesat. Sayang seribu sayang, ia meninggal di usia yang masih sangat muda dalam kecelakaan mobil di Cimindi,   daerah Cimahi dan Bandung. Meski meninggal di usia 39 tahun, tapi ia telah menorehkan prestasi besar dalam hidupnya dan jasanya bagi republik ini sungguh tak ternilai harganya. Kiai Wahid Hasyim terlahir dengan nama lengkap Abdul Wahid Hasyim lahir di Jombang pada hari jum’at legi tanggal 5 Rabiul Awal 1333 H, berepatan dengan tanggal 1 Juni 1914 M. Ayahanda bernama KH. Hasyim Asy’ari, seorang pendiri Nahdatul Ulama (NU). Ibunya bernama Nyai Nafiqoh putri...

Pemikiran dan gagasan Pendidikan Mukti Ali

Pemikiran dan gagasan Pendidikan Mukti Ali A. Riwayat Hidup Mukti Ali yang nama kecilnya Boedjono, lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Ia adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Ayahnya bernama Idris atau Haji Abu Ali (Nama yang di gunakan setelah naik haji) adalah seorang pedagang tembakau yang cukup sukses. Ia di kenal sebagai orang tua santri yang sholeh dan dermawan. Pada usia 7 atau 8 Tahun, Mukti Ali didaftarkan pada sekolah milik Belanda yang belakangan pada tahun 1941 menjadi HIS. Namun, pada waktu yang bersamaan ia juga terdaftar sebagi siswa madrasah di Cepu yang kegiatan belajarnya berlangsung di siang hari. Pada kedua sekolah tersebut Boedjono, di kenal sebagai siswa yang berprestasi dan bersahaja. Menurut cerita teman-temannya waktu itu, selain memperlihatkan nilai mata pelajaran yang gemilang, ia juga di pandang sebagai anak dari sebuah keluarga kaya yang bersikap bersahaja. Setelah tamat dari HIS, pada tahun 1940, Boedjono dikirim ol...