Konsep long life education dalam perspektif hadist

Pendahuluan
Allah swt menciptakan manusia sebagai hamba dan khalifah di atas permukaan bumi. Sebagai hamba manusia mempunyai tugas beribadah hanya kepada allah semata, dan sebagai khalifah manusia diberi amanah dan dibebani tanggung jawab untuk menglola dan memakmurkan bumi seperti yang dikehendaki yang maha pencipta.
Setiap waktu manusia selalu ditemukan dengan permasalahan kehidupan, mulai dari permasalahan akhlak pribadi seseorang sampai mengarah pada kebutuhan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dinilai sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka. Tanpa terkecuali di dalam pandangan Islam. Islam sangat mementingkan masalah tarbiyah (pendidikan).
Kegiatan pendidikan adalah kegiatan yang menjembatani antara kondisi-kondisi aktual dengan kondisi-kondisi ideal, dan ini berlangsung dalam satuan waktu tertentu dan berbentuk dalam berbagai proses pendidikan yang merupakan serangkaian kegiatan atau langkah-langkah yang digunakan untuk mengubah kondisi awal peserta didik sebagai masukan menjadi kondisi ideal sebagai hasilnya .
Sehingga pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan. Hal ini karena manusia memiliki sifat dan kegiatan untuk selalu merubah dan memperbaiki diri kearah yang positif, sehingga muncul pribadi unggul yang baik dalam berbagai aspek kehidupan. Dan pendidikan mampu menjadi solusi dari setiap permasalahan yang sedang terjadi dimuka bumi ini, karena hanya dengan proses pendidikan yaitu belajar kita mampu mengetahui segala sesuatu yang belum kita ketahui dan pahami.
Dunia pendidikan saat ini dikenal dengan istilah long life education atau pendidikan sepanjang hayat. Dikalangan umat islam juga dikenal sebuah riwayat yang memiliki makna yang sama dengan istilah tersebut yaitu;
اطلبوا العلم من المهد الى اللحدي
Artinya; carilah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat
Konsep long life education dalam perspektif hadist
Belajar atau menuntut ilmu didalam islam tidak terbatas pada tempat dan waktu tertentu. Tetapi menuntut ilmu didalam pandangan islam adalah sepanjang hayat. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan yang telah masyhur dikalangan umat islam” carilah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat. Bahkan sebagian dari orang menganggap ungkapan tersebut adalah hadist nabi. setelah dilakukanya penelusuran terhadap hadist tersebut seperti dijelaskan diatas bahwa ungkapan tersebut bukan hadist akan tetapi hanyalah ungkapan ulama.
Jika kita membaca kisah-kisah ulama terdahulu betapa kesungguhanya mereka didalam menuntut ilmu hingga akhir hayatnya. Beberapa ulama meminta kepada sahabatnya atau anak-anaknya untuk membacakan kitab-kitab tafsir, masailul fiqh hingga mereka wafat dalam rangka menuntut ilmu. Bahkan walaupun mereka sudah tua umurnya dan banyak ilmunya mereka tidak malu untuk tetap menuntut ilmu. Dikasahkan oleh al hafidz ibnu abdi didalam kitabnya jami’u bayani al’alim ;
قال نعيم بن حامد : سمعت عبدالله بن المبارك رضي الله عنه يقول . و قد عابه قوم في كثرة طلبه للحديث . فقالوا له: إلي متى تسمع ؟ قال : الى الممات.
وقال الحسين بن منصور الحصاص: قالت لأحمد بن حنبل رضي الله عنه: الى متى يكتب الرجل الحديث ؟ قال : إلى الموت.
وقال عبد الله بن محمد البغوى: سمعت أحمد بن حنبل رضي الله عنه يقول : إنما أطلب العلم الى أن أدخل القبر.
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep tentang terus menerus dan berkesinambungan (continuing-learing) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia. Oleh karena setiap fase perkembangan pada masing-masing individu harus dilalui dengan belajar agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangannya, maka belajar itu dimulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan bahkan masa tua.
Keluarga merupakan tempat belajar bagi manusia . Bahkan dalam tradisi agama islam pembelajaran sudah dilakukan sejak manusia belum lahir atau masih dalam kandungan. Seperti dibacakan ayat-ayat suci al-qur’an dan lain sebagainya yang bertujuan untuk membidik bayi yang masih ada dalam kandungan supaya setelah lahir kelak menjadi manusia yang berakhlak baik. Karena fitrah manusia itu baik. Menjadi baik dan buruk kelak juga dipengaruhi oleh peran orang tua dan keluarga. Hal ini sesuai dengan hadist nabi ;
-حدثنا أدم حدثن ابن أبى ذئب عن الزهري عن أبي سليمة بن عبد الرحمن عن أبى هزيرة – رضي الله عنه – قال قال النبى – صلي الله عليه وسلم – " كل مولود يولد علي الفطرة " فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه , كمثل البهيمة تنتج البهيمة , هل ترى فيها جدعاء.
Maka setelah lahir didalam tradisi islam seorang bayi yang telah lahir diperdengarkan adzan di telingannya. Hal ini sesuai dengan hadist nabi;
-حدثنا مسدد حدثنا يحي عن سفيان قال حدثنى عاصم بن عبيد الله عن عبيد الله بن أبى رافع عن أبيه قال رأيت رسول الله – صلى الله عليه و سلم – أذن فى أذن الحسن بن علي – حين ولدته فاطمة – بالصلاة.
Peran orang tua dalam keluarga sangatlah penting untuk mendidik putra-putrinya, orang tuanyalah yang akan membentuk pribadi anaknya dalam lingkungan keluarga. Sewaktu balita orang tua mulia bisa mengajarkan kepada ankanya, sesuai dengan kemampuan serta fase perkembangannya. Misalnya dengan mengajarkan atau melatih anak untuk bisa berjalan, maka, berbicara, mengucapkan lafadz-lafadz pendek seperti Allahu Akbar atau Lailaha illallah. Dengan diperkenalkan lafadz-lafadz seperti itu akan mengukir keimanan didalam diri sang anak yang masih kecil.
Setelah agak besar orang tua dan keluarga mempunyai peranan penting untuk memberikan pembelajaran pada anak-anaknya tentang akhlak, seperti bagaimana cara makan yang baik, menggunakan pakaian atau melepaskan dengan baik dan lain sebagainya yang sesuai dengan akhlak Rosulullah SAW.
Setelah menginjak remaja, orang tua dan keluarga juga mempunyai peran yang penting. Karena masa remaja merupakan masa seorang cenderung memiliki keinginan untuk punya kebebasan dalam melakukan sesuatu.
Setelah remaja seseorang akan menginjak masa dewasa, pada masa ini kebanyakan orang berfikir bahwa masa belajarnya sudah usai. Ini ditandai dengan lulusnya mereka dari sekolahan formal. Kemudian bekerja dan berkeluarga. Kebanyakan orang beranggapan setelah tamat dari sekolah formal selesai sudah masa pendidikanya. Padahal masa ini pembelajaran masih tetap bisa dijalankan. Oleh sebab itu dalam lingkungan keluarga ini orang tua harus bisa memberikan pemahaman kepada anak-anaknya agar terus belajar sepanjang hidupnya, baik belajar formal maupun non formal.
Memasuki dunia tua atau lanjut usia pun seseorang harus tetap belajar, yang tentunya dilakukan dalam keluarga. Pada masa ini orang tua bisa belajar pada anak-anaknya atau pada masa ini orang tua memberikan pembelajaran pada anak-anaknya. Karena sesungguhnya belajar sepanjang hayat bukan hanya belajar tapi juga memberikan pembelajaran. Orang tua yang memiliki banyak ilmu maka ia akan semakin bijak dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi dalam hidupnya.
Bahkan dalam islam pendidikan ini tidak hanya sampai pada masa tua saja. Dalam tradisi agama islam seseorang yang akan meninggal atau dikuburkan masih ada proses pembelajaran, yang dikenal dengan istilah “talqin”. Hal ini sesuai dengan hadist nabi:
-وحدثنا أبو كامل الجحدري فضيل بن حسين و عثمان بن أبى شيبة كلاهما عن بشر – قال أبو كامل حدثنا بشر بن المفضل – حدثنا عمارة بن غزية حدثنا يحي بن عمارة قال سمعت أبا سعيد الحدري يقول قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – " لقنوا موتاكم لا إله إلا الله ".
Comments
Post a Comment