Skip to main content

M. Naquib Al-Attas

M. Naquib Al-Attas

Syed Muhammad Naquib ibn Ali ibn Abdullah ibn Muhsin Al-attas lahir pada 5 september 1931 di bogor , Jawa Barat, Indonesia. Silsilah keluarganya bisa dilacak hingga ribuan tahun kebelakang melalui sisilah syyid dal keluarga Ba’Alawi di Hadramaut dengan silsilah yang sampai kepada hussein, cucu Nabi muhammad saw. Diantara leluhurnya ada yang menjadi wali dan ulama. Salah satu diantaranya ialah Syed Muhammad Al-Aydarus (dari pihak Ibu), guru dan pembimbing ruhani Syed Abu Hafs ba Syaiban dari Hadramaut, yang mengantarkan Nur ad-Din ar-Raniri, salah seorang alim ulama terkemuka di dunia Melayu. Ketarekat Rafi’iyyah. Ibunda Syed M. Naquib al-Attas, yaitu Syarfifah Raquan al- Aydarus, berasal dari Bogor, Jawa barat dan merupakan keturunan ningrat Sunda di Sukapura.
        Syed M Naquib al-Attas adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Yang sulung bernama Syed Hussein seorang sosiolog dan mantan Wakil Rektor Universitas Malaya, sedangkan yang bungsu bernama Syed Zaid seorang insiyur kimia dan mantan dosen Institut Teknologi MARA. Latar belakang sangat berpengaruh besar dalam pendidikan awal Al-Attas. Dari keluarganya yang terdapat di Bogor dia memperoleh pendidikan dalam disiplin-disiplin ilmu keislaman, sedangkan dari keluarganya yang di Johor, dia memperoleh pendidikan yang sangat bermanfaat baginya dalam mengembangkan dasar-dasar bahasa, sastra, dan kebudayaan melayu.

Konsep pendidikan dalam Islam
      Dalam khasanah dan discourse pendidikan dalam Islam terdapat sejumplah istilah yang merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti tarbiyyah, ta’lim, ta’dib, tahdzib, tabyin dan tadris. Secara umum dalam menggali suatu Istilah banyak kalangan ulama atau intelektual Muslim memulainya dengan pembahasan kata yang menyangkut hubungan derivasi dan makna aslinya. Untuk itu biasanya dilakukan penelusuran dan eksplorasi terhadap teks-teks yang di anggap memiliki otoritas dari segi bahasa saja, sedangkan ayat-ayat al-Qur’an, nash-nash al-Hadist aqwal sahabat, tabi’in dan ulama dianggap memiliki otoritas legalitas, disamping otoritas bahasa.
     Penggunaan term tarbiyyah dikaitkan dengan kenyataan bahwa al-Qur’an dan Hadist teryata menggunakan derivasi-derivasi yang dapat dikaitkan dengan term tarbiyah. Dilihat dari penggunaan bahasa Arab secara umum, Term tarbiyah dapat dikembalikan kepada tiga kata kerja yang berbeda. 

• Konsep Ta’dib
       Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar dari bahasa arab” Addaba. Yang berarti memberi adab, mendidik. Sedangkan Az-zajjaj sebgaimana di kutip oleh Al-Attas sendiri mengartikanya sebagai” cara tuhan mendidik Nabi-Nya. Secara sederhana adalah sebagai suatu usaha peresapan (instilling) dan penanaman  (Inclucation) adab pada diri manusia ( dalam konteks pendidikan disebut peserta didik) dalam pendidikan. Dengan begitu adab dapat diartikan sebagai content atau kandungan yang harus ditanamkan dalam proses pendidikan Islam.
        Pengertian adab menurut al-attas melibatkan hal-hal sebagai berikut: (a). Suatu tindakan untuk mendisplinkan jiwa dan pikiran. (b) pencarian kualitas dan sifat jiwa dan pikiran. (c). Perilaku yang benar dan sesuai yang berlawanan dengan perilaku salah dan buruk. (d). Ilmu yang dapat menyelamatkan manusia dari kesalahan dalam mengambil keputusan dan sesuatu yang tidak terpuji tepat. (e). Pengenalan dan pengakuan sesuatu secara benar dan tepat. (f). Sebuah metode mengekedudukkan sesuatu secara benar dan tepat. Jadi jelaslah bahwa pendidikan yang dimaksudkan al-attas berbeda dengan pengajaran dan pelatihan. Al-attas tidak setuju dengan konsep tarbiyah atau ta’lim untuk menunjuk pengertian pendidikan dalam Islam. Hal itu bukanlah hal yang sepele, baginya kesalahan dan kebingungan sematik dalam penerapan simbol-simbol linguistik tersebut akan melahirkan kebingungan dan kesalahan dalam menginterpretasikan Islam itu sendiri dan konsep pendidikan Islam itu sendiri.
     Al-attas mengingatkan akibat yang akan diterima sebagai konsekuensi logis jika tidak diterapkannya konsep ta’dib sebagai pendidikan islam yaitu; (1). Kebingungan dan kekeliruan persepsi mengenai pengetahuan. (2) ketiadaan adab dalam suatu masyarakat. (3) munculnya pemimpin-pemimpin yang tidak memenuhi syarat kepemimpinan yang absah dalam umat islam, yang tidak memiliki standar moral, intelektual, dan spiritual yang tinggi yang dibutuhkan bagi kepemimpinan umat Islam.

• Dasar dan peran Pendidik serta peserta didik dalam pendidikan
Peran guru (pendidik) dalam proses pendidikan sangat urgent. Peserta didik sebelum belajar kepada seorang guru harus mempersiapkan spiritualnya seperti niat yang ikhlas, sabar, dan jujur. Peserta didik harus mengenal prinsip ini sejak dini dan harus mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-harisehingga kualitas imanya lebih kuat.

• Peranan bahasa
    Pendidikan seperti halnya lembaga-lembaga penting lainya bagi umat manusia, seperti agama, hukum, politik, perdagangan, dan bisnis adalah produk bahasa dan bergantung dengan bahasa. Karena pendidikan melibatkan komunikasi, interpretasi, analisis, sintesis, internalisasi dan aplikasi konsep-konsep, ide-ide, sekaligus merefleksikan realitas yang kesemuanya tergantung dengan bahasa. 
   Al-attas mengatakan, berita yang benar (khabar shadiq) adalah salah satu sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan di samping panca indra dan intuisi. Al –attas bahasa ialah sebagai alat tranmisi dan pencarian ilmu pengetahuan dan kebenaran. 

• Metode pendidikan
     Selama ini penyakit yang menggrogoti dunia islam adalam symtom dikotomi yang secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh dunia barat. Padahal sebelumnya dalam dunia Islam tidak mengenal yang namanya dikhotomi. Untuk menyelesaikan problem dikotomi itu, maka diperlukan suatu metode tauhid . metode ini diformulasikan untuk menekankan bahwa tidak ada dikotomi mislanya; antara dianggap teori dan praktik. Jika benar-benar mengetahui suatu teori, seseorang mestinya mampu mengaplikasikannya dalam praktik. Tidak ada pemisahan antara rasionalisme atau empirisme dengan intuisme.
        Sedangkan metode pendidikan yang digunakan al-attas adalah metafora dan cerita. Al-attas juga mengungkapkan bahwa umat islam hendaknya mengembangkan diri secara terus menerus sesungguhnya merekalah yang menampilkan wajah islam. Sebab beberapa muslim yang jahil hanya akan menilai penampilan lahiriyah, yang dalam perspektif mereka kurang menyenangkan atau bahkan meninggalkan agama ini dan menghinanya.

• Kurikulum dan sistem pendidikan dalam islam
        Kajian al-attas mengenai kurikulum (muatan) pendidikan dalam Islam berangkat dari pandangan bahwa manusia itu bersifat dualistik, ilmu pengetahuan yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik adalah yang memiliki dua aspek. Pertama, yang memenuhi kebutuhannya yang berdimensi permanen dan spiritual dan  kedua, yang memenuhi kebutuhan material dan emosional.
       Al-attas berpandangan bahwa manusia terdiri dari dua unsur, jasmani dan ruhani, maka ilmu juga terbagi menjadi dua kategori yaitu; pertama, ilmu berian Allah (melalui wahyu – whusul) dan kedua, Ilmu capainan (yang diperoleh melalui usaha pengamatan, pengalaman, dan riset manusia – Hushul). Namun demikian pada hakekatnya dalam Islam ilmu itu hanya satu sumber, semua ilmu datang dari Allah (All knowledge comes from God).

Comments

Popular posts from this blog

QUO VADIS METODOLOGI TAFSIR DI INDONESIA

BOOK REVIEW QUO VADIS METODOLOGI TAFSIR DI INDONESIA Review Buku Pasar Raya Tafsir Indonesia dari Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi    Abstrak Tulisan ini merupakan review dari buku yang berjudul Pasar Raya Tafsir Indonesia dari: Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi. Tulisan ini mengulas alur pemikiran Muhammad Nurdin Zuhdi [2] tentang pesan historis perjalanan metodologis tafsir al-Qur’an di Indonesia dari tahun 2000-2010. Penulis menyuguhkan kesimpulan atas metodologi, karakteristik, dan paradigma tafsir al-Qur’an di Indonesia yang terbangun pada setiap dekade. Perjalanan tersebut dapat dilihat dari pengambilan sampling penelitian Zuhdi yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar penyimpulan sekaligus penawaran alternatif atau bahkan solusi strategis khususnya dalam metodologi tafsir al-Qur’an. Tulisan ini akan memetakan pembahasan buku, menentukan pendekatan yang digunakan oleh penulis, sekaligus memposisikan pemikiran penulis tentang has...

Rekontruksi Ilmu KeIslaman Klasik

Rekontruksi Ilmu KeIslaman Klasik Dalam gagasannya tentang rekonstruksi ilmu-ilmu Islam klasik, Hassan Hanafi menegaskan perlunya mengubah orientasi perangkat konseptual sistem kepercayaan sesuai dengan perubahan konteks sosial-politik yang terjadi. Menurutnya Ilmu Islam klasik lahir dalam konteks sejarah ketika inti keIslaman sistem kepercayaan, yakni transendensi Tuhan, diserang oleh wakil-wakil dari sekte-sekte dan budaya lama. Teologi itu dimaksudkan untuk mempertahankan doktrin utama dan untuk memelihara kemurniannya. Meski demikian, Hanafi menegaskan bahwa secara umum pemikiran akidah klasik terlalu teoritis, elitis, dan konsepsional yang statis . Hanafi menginginkan doktrin akidah yang bersifat antroposentris, praktis, populis, transformatif, dan dinamis . Untuk mentransformasikan ilmu-ilmu serta pemikiran klasik menjadi ilmu atau pemikiran yang bersifat kemanusiaan (humanitarian), ada tiga langkah yang ditawarkan oleh Hanafi : baca juga: https://kopiirengadrees.blogspot...

Implikasi Perkembangan Teori Pembelajaran

Implikasi Perkembangan Teori Pembelajaran Perkembangan teori belajar cukup pesat. Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran. Pertama aliran tingkah laku (Behavioristik ), belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang kongkret atau yang non kongkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Tokoh dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. baca juga:  https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/implikasi-prinsip-pembelajaran.html Kedua aliran kognitif , belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada...

Sistem Pendidikan / Kurikulum

     Sistem Pendidikan / Kurikulum a.       Jenjang Pendidikan Aspek Indonesia Finlandia Jenjang Pendidikan Wajib Belajar Wajib belajar sembilan tahun pendidikan dasar dan menengah   dimulai ketika anak berusia 7 tahun hingga 16 tahun. [1] Wajib belajar sembilan tahun pendidikan dasar dan menengah   dimulai ketika anak berusia 7 tahun hingga 16 tahun Pra-pendidikan Pra-pendidikan dasar atau dinamakan dengan pendidikan usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Selama sebelum usia anak menginjak usia wajib belajar, anak dapat berpartisipasi dalam pendidikan anak usia dini. Pihak yang berwenang dapat memberikan pra-pendidikan dasar di sekolah, hari-pusat perawatan, dan perawatan keluarga sehari di rumah atau te...

Study Pemikiran Imam Zarkasyi Tentang Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia

A.                 Latar Belakang Pendidikan memang merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat atau bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat atau bangsa tersebut. [1] All of the problem that confront the muslim word today, so the educational problem is the most challengging. That future of the muslim world will depend upon the way it respons to this challenge,” yakni dari sekian banyak permasalahan yang merupakan tantangan terhadap dunia Islam dewasa ini, maka masalah pendidikan merupakan masalah yang paling menantang. Masa depan dunia Islam tergantung kepada cara bagaimana dunia Islam menjawab dan memecahkan tantangan ini. Statment ini menggaris bawahi bahwa masa depan Islam di Indonesia juga tergantung kepada bagaimana cara umat Islam merespons dan memecahkan masalah-masalah pendidikan yang berkembang di Indonesi...

Ontologi Pendidikan Islam

       Ontologi Pendidikan Islam Ontologi pendidikan Islam membahas hakikat substansi dan pola organisasi pendidikan Islam. Secara ontologis, Pendidikan Islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk berakal dan berfikir. Jika manusia bukan makluk berfikir, tidak ada pendidikan. Selanjutnya pendidikan sebagai usaha pengembangan diri manusia, dijadikan alat untuk mendidik. [1] Kajian ontologi ini tidak dapat dipisahkan dengan Sang Pencipta. Allah telah membekalkan beberapa potensi kepada kita untuk berfikir. Pertanyaan selanjutnya apakah sebenarnya hakekat pendidikan Islam itu? 3 Kata kunci tentang pendidikan Islam yaitu : a.        Ta’lim,   kata ini telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Mengacu pada pengetahuan, berupa pengenalan dan pemahaman terhadap segenap nama-nama atau benda ciptaan Allah. Rasyid Ridha, mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai Ilmu pengetahuan pad...