BOOK REVIEW
DIRASAT ISLAMIYAH
HASSAN HANAFI
Abstract
Tantangan kajian Studi Islam mencapai ambang krisis
karena begitu besarnya arus Ideologi Barat yang mencoba memaksa meruntuhkan
pondasi keilmuwan Islam era ini. Krisisnya situasi kajian islam ini akibat
mandegnya semangat dan terlalu skeptisnya para pemikir dan umat Islam pada
umumnya dalam menanggapi permainan pemikiran yang sudah berlangsung lama
berabad. Umat Islam hanya bisa menjadi penonton tanpa punya kekuatan untuk ikut
bermaindan melawan arus balik Ideologi Barat yang menyerang Islam.
Hassan Hanafi tampil untuk melawan balik arus
pergolakan pemikiran yang selama ini mandeg, lewat karyanya Dirosat Islamiyah,
Hasan Hanafi memberikan Konstribusi dengan memberikan Scientific Contribution
berupa metodologi Kajian Islam kontemporer. Hassan hanafi melakukan upaya
rekontruksi keilmuwan keislaman klasik seperti dalam Ilmu ushuluddin, ilmu
ushul fiqh dan fiqh, Ilmu Tauhid, Imu Tasawuf. Hasan Hanafi berpendapat
fenomenologi dan interpretasi rasio adalah pisau analisas yang mampu menerapkan
teks dalam relitas permasalahAn Islam masa kini.
Dalam upayanya merekontruksi tatanan sosial, Hassan
Hanafi menggagas Teologi Kebebasan sebagai kritiknya pada Teologi Klasik
sebagai wujud Revolusi Paradigma Agama yang hanya bermuara pada makna
Teosentris disepanjang sejarah teologi klasik, Hasan Hanafi memberikan
pencerahan dengan menarik makna Teologi Teosentris kemakna yang lebih luas lagi
yaitu Antroposentris , sebagi perwujudan konsep keTuhanan bagi kesetaraan
kebebasan manusia dalam berpikir dan bagi persatuan tujuan umat muslim.
Keywords: Rekontruksi
tradisi Ilmu keIslaman klasik, tantangan terhadap Ideologi Barat, kritisasi
pemikiran Hassan Hanafi untuk Kajian Islam kontemporer.
Krisis di zaman modern telah
memaksa para pemikir muslim untuk menggali ide-ide pembaharuan yang diharapkan
bisa menjadi solusi untuk menjawab tantangan zaman. Realitas yang terjadi di
negara-negara yang mayoritas muslim memang memprihatinkan. Ketergantungan dari
segi ekonomi, sumber kekayaan alam yang terekploitasi, maraknya westernisasi
dan lain sebagainya adalah realitas yang tak terbantahkan.
Begitupun yang terjadi di
Mesir pada tahun 1935 an, Mesir mengalami pergolakan sosial politik amupun
kemandegan perkemabangan kajian keilmuwan keislaman. Tradisi Barat yang
mendominasi negeri tersebut berupa imperialism dan ideologisme merupakan factor
ekseternal yang dihadapi oleh Mesir, belum lagi kemiskinan, ketertindasan,
keterbelakangan masyarakatnya akibat pergolakan penjajahan di masa itu membuat
factor internal mesir menjadi semakin stagn an. Di tengah pergolakan yang
terjadi cukup lama tersebutlah kemudian muncul seorang pemikir sekaligus reformis
Hassan Hanafi. Sebagai seorang Pemikir yang mempunyai latar belakang cukup
beragam mulai dari pergolakan negerinya hingga harus mencari jawaban
permaslaahn dari para Orientalis di Perancis dan negeri lainnya inilah yang
kemudian mewarnai corak pemikiran Hassan Hanafi dalam mengkritik maupun
menawarkan metode keilmuwannya untuk Kajian keilmuwan klasik kontemporer.
Buku Dirasat Islamiyah ditulis oleh Hasan Hanafi atas dorongannya
melihat kemandegan ghirah perkembangan keilmuwan Islam yang tidak
berkembang. Islam begitu mudahnya kalah dalam pertarungan pemikiran melawan
dogma dan doktrin Barat yang terus masuk mempengaruhi peradaban umat Islam.
Buku Dirasat Islamiyah mencoba merekontruksi keilmuwan klasik yang telah
diwariskan oleh para ulama terdahulu agar supaya pondasi keilmuwan Islam
bertumpu pada kerangka metodologo yang modern dan mampu melawan serta
mengembangkan keilmuwan Barat yang selama ini menjadikan Islam sebagai objek
kajian keilmuwan.
Comments
Post a Comment