Skip to main content

Islamic Economics


Introduction to 
Islamic Economics

DEFINITION
      “Islamic economics is a social science which studies the economic problems of a people imbued with the values of Islam.” (Mannan, (1986))
      “The term ‘Islamic economics’ may be justified as identification of the area of studies that is based on the assumption of the existence of Islamic axioms in the socio-political-cum-legal environment and the system of values and ethics which guide the economic behaviour of men and women in an Islamic society.” Kahf (1999).
      “Islamic economics represents a systematic effort to try to understand the economic problem and man’s behaviour in relation to that problem from an Islamic perspective.”(K. Ahmad (1992).
      “Islamic economics is the knowledge and the application of the injunctions and the rules of the Shariah in regard to acquisition and disposal of the available resources for providing satisfaction to the individuals in order to enable them to perform their obligations to Allah and the society.” (Hasanuzzaman (1994)
The Problems of Conv. Economics
Double Failures (Chapra, 2001):
      Gagal merumuskan visi
     Visi material welfare vs the true welfare
     Dikotomi positif Vs normatif
     Kontradiksi micro ecs vs macro ecs.
      Gagal menemukan mekanisme untuk mencapai visi
     Pasar liberal gagal mewujudkan kesejahteraan masyarakat
     Dikotomisasi positive dan normative, tetapi cenderung  positivistik.
     Teori, model, kebijakan dan masyarakat ekonomi   dikembangkan oleh  berada dalam lingkup tradisi sekulerisme.
     Menempatkan  falsafah individualism,  mechanistic naturalism, dan utilitarianism sebagai dasar dalam penyusunan teori dan model ekonominya.
      Dikotomi ekonomi positif vs  normatif bertentangan dengan  karakteristik dasar ilmu sosial dan fakta empiris  perekonomian dunia.
      Para Marxian  biasa menyatakan “all social sciences are ideologies in disguise”.
      Menurut Lakatos, setiap teori dalam ilmu pengetahuan  terdiri atas dua bagian, yaitu (1) inti, yaitu landasan metafisis  yang bersifat  tetap dan dianggap given, diyakini dengan tidak perlu diverifikasi, serta (2) hipotesis, yaitu komponen yang berubah-ubah yang nantinya akan diuji kebenarannya (verifikasi atau falsifikasi) 




Comments

Popular posts from this blog

DOUBLE MOVEMENT TEORI KAJIAN ISLAM FAZLUR RAHMAN

Baca Juga : https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/kritik-sejarah-fazlur-rahman-upaya.html

Beberapa Jenis Empirisme

Beberapa Jenis Empirisme 1. Empirio-kritisisme     Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi (pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti metafisik. baca jug:  https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/pengertian-empirisme.html 2. Empirisme Logis      Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut : a. Ada batas-batas ba...

KRITIK SEJARAH FAZLUR RAHMAN; UPAYA MENCAIRKAN HADITS NABI

BOOK REVIEW KRITIK SEJARAH FAZLUR RAHMAN; UPAYA MENCAIRKAN HADITS NABI [1] Review Buku Islamic Methodology In History Karya Fazlur Rahman Abstraksi : Menelaah metodologi pemikiran Islam (Islamic Metodology) dari perspektif sejarah dewasa ini dirasa sangatlah perlu. Tujuannya adalah untuk melakukan kritik terhadap pemikiran Islam ortodok yang menyatakan bahwa pintu ijtihad sudah tertutup. Dengan kembali membuka pintu ijtihad, umat Islam diharapkan bisa melakukan sebuah penafsiran yang kreatif, bebas, dan kontekstual terhadap sumber-sumber pokok ajaran Islam—al-Qur’an dan sunnah Nabi—sehingga bisa memberikan jawaban yang tepat bagi problem umat masa kini. A.     Latar Belakang Masalah Dalam konteks pemikiran Islam, Fazlur Rahman [3] dikenal sebagai salah seorang pemikir besar. Ahmad Syafii Maarif, dalam tulisan pengantar buku Islam karya Fazlur Rahman terbitan Indonesia menyatakan, bahwa pada diri Rahman, berkumpul ilmu seorang alim yang alim dan i...

Tokoh-Tokoh Empirisme

Tokoh-Tokoh Empirisme   Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume. baca juga:  https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/pengertian-filsafat-pendidiakan.html a.John Locke (1632-1704)    Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat Locke : Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). ...