Skip to main content

Hasan Al-Banan

Hasan Al-Banan

Biografi
Syekh Hasan Al –Banan dilahirkan pada Tahun 1906, di al-Mahmudiyah salah satu desa di wilayah al-buhairah Mesir, di besarkan dalam keluarga Islam yang taat. Setelah kelulusan beliau mulai mengajar di Isma’iliyah. Di sana dia menjadi koresponden majalah pemuda Muslim Kairo, Al-Fattah, dan menjalin hubungan dengan kelompok yang dipimpin Rasyid Ridha, Maktabah salafiyah, yang menerbitkan jurnal ilmiah Al-Mannar.

Dasar-dasar Pendikan Islam
Sistem pendidikan Islam yang diterapkan Hasan AL-banna di bangun dengan landasan agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Tafsirnya, tertutama menggunakan tafsir salaf seperti tafsir Ibnu Katsir. Sumber yang kedua adalah AL-Hadist dengan keautentikan dan syarahnya berpegang pada imam-imam hadist yang terpercaya. 

Tujuan Pendidikan Islam
Hasan AL-Banna menetapkan tujuan organisasinya yaitu Ikhwanul Muslimin, yang pertama; Pendidikan yang benar(Tarbiyah Shahihah) untuk mencetak jiwa bangsa. Ia adalah sarana mereka dalam membentuk generasi baru yang beriman kepada ajaran-ajaran Islam yang shahih,berusaha mewarnai bangsa mesir dengan warna Islam dalam berbagai penampilan kehidupannya.
Tarbiyah (pendidikan) dengan proses penyiapan manusia, yang shohih yakni agar tercipta keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan, dan tindakanya secara keseluruhan. Keseimbangan potensi yang dimaksud adalah jangan sampai kemunculan suatu potensi menyebabkan lenyapnya potensi yang lain atau suatu potensi yang sengaja dimandulkan agar muncul potensi yang lain. Juga keseimbangan potensi ruhani, jasmani, dan akal pikiran tanpa adanya sikap berlebih-lebihan di satu sisi dan pengabaian disisi lainya. 


Karakteristik pendidikan Islam
Pendidikan Islam Menurut Al-Banna mempunyai karakteristik yang menonjol ialah; Pertama : Robbaniyyah, karakteristik pertama ialah menekankan pada segi ketuhanan. Kedua ; Lengkap dan Universal, Pendidikan Islam mempunyai ciri khas dari pada lainya. Pendidikan seutuhnya yang meliputi aspek akal, aspek akhlak, aspek jasmani, aspek jihad, aspek kemasyarakatan, aspek politik. Ketiga ; Positif dan Konstruktif, karakteristik pendidikan Islam itu tidak hanya terletak pada berdirinya diatas sendi ketuhanan. Saling melengkapi dan menyeluruh tetapi juga terletak pada wataknya yang positif dan konstruktif. Keempat; Keseimbangan dan Keserasian,  salah satu yang membedakan pendidikan Islam dengan lainnya adalah karena karakteristiknya yang seimbang. Kelima: Kebersamaan dan Persaudaraan.

 Metode
Metode pendidikan harus seirama dengan konsep dan martabat manusia sebagai khalifah Allah. Artinya metode dan pendekatan dalam pendidikan harus mencontoh prinsip-prinsip Qur’ani yaiyu (a). Bersifat komprehensif, yaitu satu sama lain saling mengisi (b). Mampu mendidik manusia untuk layak berintegrasi bagi kehidupan dunia akherat (c). Mengakui adanya kekuatan dalam diri manusia, ruh, akal, jasmani, dan bekerja demi memenuhi kebutuhannya. (d). Siap untuk diterapkan, artinya tidak terlalu idealis dan mungkin diikuti dan diterapkan oleh manusia.(e). Metode praktik bukan metode teoritis. (f). Bersifat kontinue, sesuai bagi seluruh manusia dan perkembangan dalam hidup manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Parameter dan Pengujian kebenaran Ilmu Imam Al-Ghozali

Parameter dan Pengujian kebenaran Ilmu Jika menurut Al-Ghozali, segala sesuatu mempunyai esensi yang,   selain esensi Allah dapat diketahui dengan epistemologi di atas sedangkan ilmu adalah hasil proses kegiatan epistemologi terseut berupa proposisi atau copy objek pada mental subjek yang sesuai dengan realitas objek sendiri, malahnya adalah apa parameter kebenaran ilmu itu dan bagaimana cara pengujiannya? yang lebih fundemental dalah apa kebenaran itu? baca juga:  https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/01/pemikiran-pendidikan-islam-gagasan_24.html masalah kebenaran ( truth ) memang merupakan puncak kajian epistemplohi yang bermuara pada metafisika. Bahkan ia merupakan pokok masalah filsafat pengetahuan, yang justru di cari dan dicoba pemecahannya oleh Ghozali dengn epistemologi dan proses perjalanan hidupnya seperti di muka. Setidaknya, tiga aspek permasalahan dikaji, yaitu segi esensi, parameter, dan cara pengujian kebenaran baca juga:  https://kopiirengad...

Pengujian kebenaran ilmu Al-Ghozali

Pengujian kebenaran ilmu Menurut Al-Ghozali, semua proposisi atau teori ilmiah harus diuji kebenrannya dengan metode falsifikasi dan atau verifikasi berdasarkan kreteria di atas. Istilah "falsifikasi dan verifikasi" yang populer pada abad 20 dalam konteks rasionalisme kritis dan positivisme logik, esensinya inheren di dalam teori pengetahuan atau filsafat ilmu sendiri. Di sini, Al-Ghozali menyebut" pengujian" dengan beberapa term, seperti taftisy (pengujian, pemeriksaan), istiqsa, bahs, ittila, mumarrasah (analisis, pengkajian, penelaahan dan penelitian secara kritis, tajam dan mendalam), tajriban (pengujian dengan eksperimen ) dan suluk (penelusuran). Verifikasi disebutnya dengan term "tahqiq" (pembuktian kebenaran), isbat (penentapan/peneguhan) dan tamhid li haqq (penyiapan jalan atau korobasi bagi kebenaran). Falsifikasi disebutnya dengan beberapa term berikut. a. Radd (penolakan, penyanggahan) seperti dalam kalimat: Artinya"   sebagi radd...

Tips memimpin diskusi

  Lihat juga:  https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/metode-diskusi.html   Tips memimpin diskusi. Didialam diskusi tentu ada seorang yang memimpin agar diskusi yang dilakukan berjalan dengan tertib sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karenanya seorang pemimpin sangat berpengaruh besar dalam keberhasilan sebuah diskusi. Di bawah ini ada beberapa tips dalam memimpin sebuah diskusi yang dapat kita implementasikan ketika kita ditujuk oleh guru,pembibing atau siapapaun untuk menjadi pemimpin/ketua. 1.     Mengungkapkan kembali apa yang dikatakan oleh seorang siswa sehingga siswa tersebut meraasa bahwa pertanyaan atau komentarnya dipahami dan siswa lain dapat mendengar ringkasan apa yang telah ditanyakan. 2.     Mengecek pemahaman guru tentang apa yang dikatakan siswa atau meminta siswa untuk menjelaskan apa yang mereka katakan. 3.     Memberikan pujian atau komentar yang lebih mencerahkan 4...