Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam
Secara
etimologi, pemikiran berasal dari kata dasar pikir yang berarti proses,
cara, atau perbuatan memikirkan yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan
suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijak. Dalam
konteks ini, pemikiran dapat diartikan sebagai upaya cerdas dari proses kerja
akal dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha mencari penyelesaianya
secara bijaksana.[1]
Selama berabad-abad kaum Muslim telah terpukau oleh pemahaman keagamaan
yang sempit. Seakan-akan mengkaji alam semesta dan sejarah bukan merupakan
perbuatan agama. Dengan ketepukauan seperti ini, tidak mengherankan apabila
kaum Teolog abad Klasik terlalu sibuk “mengurus” Tuhannya, sehingga manusia dibiarkan
terlantar di bumi. Di bawah bayangbayang filsafat Hellenisme-Yunani, teologi
Islam telah berkembang jauh. Akan tetapi, pada waktu yang sama, teologi ini
telah mengkaburkan wawasan kaum Muslim tentang al-Qur`an.[2]
Oleh karena itu, Iqbal memandang kini sudah saatnya kaum Muslim melakukan
rekonstruksi pemikiran dalam berbagai bidangnya, termasuk bidang pendidikan
Islam.
Muhammad Iqbal
secara tekstual sebenarnya belum pernah menulis tentang teori atau filsafat
pendidikan dalam sebuah buku, apalagi sebuah kurikulum pendidikan bagi kaum
Muslim. Namun demikian, keseluruh pemikirannya secara kontekstual sesungguhnya
telah mengisyaratkan perlunya dilakukan rekonstruksi dalam bidang pendidikan
Islam. Melalui gubahan sajaksajaknya, Iqbal telah melakukan kritik terhadap
sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu.[3]
Adapun mengenai
pendidikan, yaitu suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.[4]
Secara khusus, penggunaan istilah Pendidikan Islam dalam konteks ini
berarti proses pentrasferan nilai yang dilakukan pendidik, yang meliputi proses
pengubahan sikap dan tingkah laku secara kognitif peserta didik, baik secara
individul maupun secara kelompok, kearah kedewasaan yang optimal dengan
melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, diharapkan
peserta didik mampu mengfungsikan dirinya sebagai hamba maupun khalifah fil
ardh dengan berpedoman dengan ajaran Islam.[5]
Secara
termminologis, menurut Muhammad Labib Al-Najihi, pemikiran pendidikan Islam
adalah aktifitas pikiran yang teratur dengan menggunakan metode filsafat.
Pendekatan tersebut dipergunakan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memudahkan
proses pendiidkan dalam sebuah sistem yang integral.[6]
Dengan berpijak
dari pengertian diatas penulis dapat mendefisinikan bahwa pemikiran pendiidkan
Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara
sungguh-sunggu dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam
dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendiidkan yang mampu menjadi
wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna.[1]
[4] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemin Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1994),hlm232
Comments
Post a Comment