Skip to main content

QUO VADIS METODOLOGI TAFSIR DI INDONESIA


BOOK REVIEW
QUO VADIS METODOLOGI TAFSIR DI INDONESIA
Review Buku Pasar Raya Tafsir Indonesia dari Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi 

 Abstrak
Tulisan ini merupakan review dari buku yang berjudul Pasar Raya Tafsir Indonesia dari: Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi. Tulisan ini mengulas alur pemikiran Muhammad Nurdin Zuhdi[2] tentang pesan historis perjalanan metodologis tafsir al-Qur’an di Indonesia dari tahun 2000-2010. Penulis menyuguhkan kesimpulan atas metodologi, karakteristik, dan paradigma tafsir al-Qur’an di Indonesia yang terbangun pada setiap dekade. Perjalanan tersebut dapat dilihat dari pengambilan sampling penelitian Zuhdi yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar penyimpulan sekaligus penawaran alternatif atau bahkan solusi strategis khususnya dalam metodologi tafsir al-Qur’an. Tulisan ini akan memetakan pembahasan buku, menentukan pendekatan yang digunakan oleh penulis, sekaligus memposisikan pemikiran penulis tentang hasil karyanya dengan beberapa karya lain yang serupa. Sedangkan untuk memberikan warna dan memberikan kontribusi keilmuan, penulis menampilkan beberapa kritik atau masukan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan buku ini.
***
Nurdin Zuhdi dalam karya ini menggunakan pendekatan historis-kritis[3], dan hermeunetik. Pendekatan historis dirasa tepat sehingga karena dapat digunakan untuk melihat dan memahami setting tafsir-tafsir yang berkembang di Indonesia, khususnya pada tahun 2000-2010. Pendekatan ini digunakan untuk mengantarkan kepada suatu pemahaman terhadap berbagai persoalan yang ada. Sedangkan pendekatan hermeunetik digunakan penulis untuk mempermudah dalam memetakan tipologi tafsir. Adapun penyajian laporan penelitian dalam buku ini disajikan dengan cara deskriptif-analisis.
baca juga: https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/kritik-sejarah-fazlur-rahman-upaya.html
Dalam merespon perkembangan tafsir al-Qur’an di Indonesia, Zuhdi mengambil langkah awal dengan mengeksplorasikan kekayaan intelektual tersebut, kemudian memetakannya berdasarkan karakteristik[4] dan metodologi yang ada. kemudian, data yang  didapat dideskripsikan dalam batasan metodologi dan tipologinya. Pada akhirnya Zuhdi menyimpulkan perlunya ‘alat bantu’ dalam metodologi tafsir al-Qur’an di Indonesia, sekaligus menguatkan eksistensi tafsir al-Qur’an ke-Indonesia-an. Dari beberapa fakta ini, perlu untuk mengetahui bagaimana corak pemikiran Zuhdi, pendekatan yang digunakan, gambaran umum karya tulisnya, dan bagaimana posisi pemikiran Zuhdi jika dikomparasikan dengan pemikiran penulis lain.
Dari lustrasi tersebut adalah menarik bagi penulis untuk menjadikan buku Pasar Raya Tafsir Indonesia: dari Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi sebagai Book Review. Kali ini penulis memberikan judul Quo Vadis Metodologi Tafsir Indonesia sebagai refleksi ringkasan buku Nurdin Zuhdi.
******
Dalam review ini penulis menyajikan apresiasi dan kritik buku Pasar Raya Tafsir Indonesia: dari Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi dengan penjelasan sederhana dan ringkas. Untuk mempermudah pemahaman, penulis menganalisa karya ini dalam pembagian bab. Buku ini terdiri dari enam bab. Bab pertama membahas gambaran awal perkembangan tafsir di Indonesia, sehingga mengarah kepada pemikiran diperlukannya terobosan tafsir, yaitu dengan mengusung urgensi hermeunetik.[5] Untuk mempermudah pemetaan dan klasifikasi, Zuhdi menggunakan tipologi-tipologi yang digagas oleh Sahiron Syamsudin, yaitu tipologi quasi objektivis-tradisionalis, quasi subjektivis, dan quasi objektivis modernis.[6]
Bab kedua menguraikan tentang penjelasan tafsir di Indonesia. dari segi istilah (terminologi), sampai kepada sejarah dan perkembangannya. Pada bagian ini Zuhdi mengumpulkan 32 karya tafsir[7] yang ditulis baik secara individual maupun kolektif oleh mufasir di Indonesia, meneliti, kemudian memetakan karya tersebut berdasarkan tipologi yang digunakan. Masuk pada bab ketiga, Zuhdi menguraikan subjek penelitian secara singkat dan sederhana. Terdapat tiga puluh dua karya yang diuraikan dengan penjelasan seperlunya.
baca juga: https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/pentingnya-implementasi-maqashid-al.html
Kemudian dalam bab keempat Zuhdi menjelaskan potret metode tafsir al-Qur’an di Indonesia. Bab ini menguraikan tentang potret metodologi penafsiran, nuansa-nuansa dalam penafsiran, bentuk-bentuk kajian dalam penafsiran, sekaligus meneropong sifat para mufasirnya. Pada bab kelima Zuhdi menjelaskan tentang horizon baru yang ia temukan dalam kajian tersebut. Seperti pentingnya perhatian atas dua sisi, yaitu tekstualitas dan kontekstualitas ayat-ayat al-Qur’an. Zuhdi memperjelas kembali temuanya dalam ketiga tipologi yang digunakan, sekaligus menjelaskan masalah kevalidan suatu karya tafsir dengan teori-teori kebenaran dan implikasinya dalam menjawab permasalahan kekinian. Akhirnya buku ini ditutup dengan bab keenam sebagai bab terakhir yang berisi kesimpulan dan jawaban atas permasalahan yang dikaji.
Penulis menemukan poros pemikiran Zuhdi yang terepresentasi sebagai harapannya dalam penulisan karya ini. Zuhdi menegaskan hermeunetika dalam wacana kekinian adalah penting dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Berangkat dari peran al-Qur’an, yaitu s}alih} li> kulli zama>n wa maka>n sehingga al-Qur’an tetaplah pedoman bagi siapapun, kapanpun, dan dimanapun, ia bersifat universal melebihi tempat dan zamannya. Sehingga dalam memahami al-Qur’an haruslah sesuai dengan semangat zamannya.
baca juga: https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/02/maqashid-al-shariah-in-islamic-finance.html
Harapan besar Zuhdi tersebut, sebenarnya bersifat umum. Meminjam istilah Abdul Mustaqim, era yang ada dalam dunia tafsir Qur’an pun menyuguhkan harapan yang sama pula tentang pentafsiran al-Qur’an. Dalam pembahasan yang lain, tulisan Zuhdi, sebatas memberikan sumbangsih pada klasifikas dan pemetaan tafsir din Indonesia, tentunya pada waktu yang dibatasi. karya ini terlihat hampir sama, ketika dikomparasikan dengan karya Ishlah Gusmian[8] dalam Khazanah Tafsir Indonesianya.
Meskipun setidaknya karya Zuhdi ini memberikan sumbangsih dalam khazanah keilmuan, namun dirasa cukup jenuh jika pembahasan pada ranah pemetaan dan deskriptif belaka, hal ini dirasa seperti tidak ditemukan formulasi baru dalam lingkup metodologi. Sebagai penguat argumentasi, dapat kita baca karya Ahmad Zaki Mubarok,[9] Nashiruddin Baidan,[10] Islah Gusmian,[11] Abdul Mustaqim,[12] Abdul Majid bin Aziz al-Zindani dkk,[13] Kurdi dkk,[14] Gamal al-Banna[15] dan lainnya.[16]
Dalam menggunakan tipologi, Zuhdi mengambil tipologi Sahiron Syamsyuddin, dimana Sahiron merupakan gurunya dalam kajian tersebut. Bisa jadi pengambilan tipologi ini bersifat subjektif. Pernyataan ini dilandasi dari tidak ditemukannya argumentatif-realistis yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Zuhdi serta merta mengambil tipologi tersebut untuk membantu dalam pemetaan. Sedangkan tipologi atau era pemikiran lain[17] seakan diacuhkan. Selain itu, penjabaran mengenai uji validitas tafsir Indonesia belum terperinci baik variable maupun parameternya, seperti yang telah ditulis sebelumnya oleh Islah Gusmian, Abdul Mustaqim, atau Muhammad Syahrur.

References:
Zuhdi, M. Nurdin. Pasar Raya Tafsir Indonesia dari Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi. Yogyakarta: Kaukaba, 2014.
Abdullah, Amin. Studi Agama: Normativitas atau Historisitas?. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Yusuf, M. Yunan. Perkembangan Metode Tafsir Indonesia, “Pesantren” Vol. 8, No. 1.
Hanafi, Hasan. Muqaddimah fi> ‘ilm al-istighra>b. Kairo: Da>r al Fanniyah, 1993.
Syahrur, Muhammad. Al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira>’ah Mu’asirah Damaskus: Da>r al-Ahali li> al-Tawzi>, 1990
Zayd, Nasr H}a>mid Abu.> Mafhu>m an-Nas}: Dira>sah fi> ‘ulu>m al-Qur’an. Kairo: Al-Hay’ah al-Mis}riyyah, 1993.
Ghazali. Qa>nu>n al-Ta’wi>l. Damaskus: Da>r al-Fikr, 1992.
Syamsudin, Sahiron. Hermeunetika dan Pengembangan Ulumul Qur’an (Yogyakarta, Nawesea, 2009.
Mustaqim, Abdul. Epistimologi Tafsir Kontemporer, edisi khusus (Yogyakarta: LKIS, 2012), hlm. 34-53.
Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia: dari Hermeunetika hingga Ideologi (Yogyakarta: LKIS, 2013.
Mubarok, Ahmad Zaki. Pendekatan Strukturalisme Linguistik: dalam Tafsir al-Qur’an Kontemporer “ala” Muhammad Syahrur. Yogyakarta: eLSAQ, 2007.
Baidan, Nashiruddin. Tafsir Maudhu’i: Solusi Qur’ani atas Masalah Sosial Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Zindani, Abdul Majid bin Aziz al- dkk.. Mukjizat al-Qur’an dan as-Sunnah tentang IPTEK, jilid 2 .Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
Kurdi dkk.. Hermeunetika al-Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: eLSAQ, 2010.
Banna, Gamal al-. Evolusi Tafsir: dari Jaman Klasik hingga Jaman Modern. Jakarta: Qisthi Press, 2004.




[1] Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Islam Indonesia Konsentrasi Ekonomi Islam.
[2] Muhammad Nurdin Zuhdi merupakan seorang akademisi yang turut memberikan warna dalam perkembangan khazanah keilmuan di Indonesia, khususnya dalam bidang ilmu al-Qur’an. Nurdin Zuhdi adalah seorang akademisi tergabung sebagai pengelola Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies, yaitu satu-satu jurnal internasional dari Indonesia dalam bidang art and humanities yang terindek di scopus International. M. Nurdin Zuhdi, Pasar Raya Tafsir Indonesia dari Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi (Yogyakarta: Kaukaba, 2014), hlm.317-320.
[3] Istilah lain yang memiliki arti lebih luas dicetuskan oleh Amin Abdullah dengan historisitasnya. Lihat Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 18.
[4] Istilah ini digunakan oleh M. Yunan Yusuf yang kemudian di klasifikasikan menjadi metode, teknik penyajian, serta pendekatan. Lihat M. Yunan Yusuf, Perkembangan Metode Tafsir Indonesia, “Pesantren” Vol. 8, No. 1.
[5] Pentingnya Hermeunetika sudah disinggung oleh beberapa penulis sebelumnya, seperti Hasan Hanafi, Muhammad Syahrur, Nasr Abu Zayd dan lainnya. Lihat Hasan Hanafi, Muqaddimah fi> ‘ilm al-istighra>b (Kairo: Da>r al Fanniyah, 1993); Muhammad Syahrur, Al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira>’ah Mu’asirah (Damaskus: Da>r al-Ahali, 1990); Nasr H}a>mid Abu> Zayd, Mafhu>m an-Nas}: Dira>sah fi> ‘ulu>m al-Qur’an (Kairo: Al-Hay’ah al-Mis}riyyah, 1993).
[6] Sekilas tipologi yang ditawarkan oleh Sahiron merupakan tipologi ringkasan atas pembagian corak tafsir al-Qur’an oleh al-Ghazali. Ghazali membagi corak tersebut menjadi lima aliran, yaitu aliran obyektivis murni, aliran subyektivis murni, aliran semi subyektivis, aliran semi obyektivis, dan aliran moderat. Tipologi Sahiron sekilas berdampingan dengan perspektif tafsir ala Abdul Mustaqim, ia membagi perpspektif tafsir (the history of idea of Quranic interpretation) menjadi tiga, yaitu tafsir era formatif dengan nalar Quasi-Kritis, tafsir era afirmatif dengan nalar ideologis, dan tafsir era reformatif dengan nalar kritis. Lihat, Al-Ghazali, Qa>nu>n al-Ta’wi>l (Damaskus: t. pen, 1992), hlm. 15-20. Bandingkan dengan Sahiron Syamsudin, Hermeunetika dan Pengembangan Ulumul Qur’an (Yogyakarta, Nawesea, 2009); bandingkan juga dengan Abdul Mustaqim, Epistimologi Tafsir Kontemporer, edisi khusus (Yogyakarta: LKIS, 2012), hlm. 34-53.
[7] Lihat pada tabel Literatur Tafsir al-Qur’an Tahun 2000-2010 yang dikaji, Nurdin Zuhdi, Pasar Raya, hlm. 115-119.
[8] Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia: dari Hermeunetika hingga Ideologi (Yogyakarta: LKIS, 2013)
[9] Ahmad Zaki Mubarok, Pendekatan Strukturalisme Linguistik: dalam Tafsir al-Qur’an Kontemporer “ala” Muhammad Syahrur (Yogyakarta: eLSAQ, 2007)
[10] Nashiruddin Baidan, Tafsir Maudhu’i: Solusi Qur’ani atas Masalah Sosial Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001)
[11] Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia: dari Hermeunetika hingga Ideologi (Yogyakarta: LKiS, 2013)
[12] Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, edisi khusus (Yogyakarta: LKiS, 2012)
[13] Abdul Majid bin Aziz al-Zindani dkk., Mukjizat al-Qur’an dan as-Sunnah tentang IPTEK, jilid 2 (Jakarta: Gema Insani Press, 1999)
[14] Kurdi dkk., Hermeunetika al-Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: eLSAQ, 2010)
[15] Gamal al-Banna, Evolusi Tafsir: dari Jaman Klasik hingga Jaman Modern (Jakarta: Qisthi Press, 20014)
[16] Selain itu, buku karangan Nurdin Zuhdi tersebut tidak secara spesifik menawarkan formulasi atau konsep matang dalam bidang hermeunetik, seperti hermeunetika sufi, hermeunetik ala Muhammad Abid al-Jabiri, Mohammad Mojtahed shabestari dengan hermeunetika intersubjektifnya, Abdullah Saeed dengan gaya progressivitasnya, Muhammad Syahrur dengan Strukturalis-Lunguistiknya, atau Khaled M. Abou el Fadl dengan Konstruksi Otoriarianismenya.
[17] Al-Ghazali, Qa>nu>n, hlm. 15-20.

Comments

Popular posts from this blog

Arti karater secara harfiah

Istilah karater secara harfiah berasal dar bahasa latin “Character”, yang antara lain berarti, Tabiat sifat-sifat kejiwaan, Budi pekerti, Kepribadian atau Akhlak. Secara terminologi kata karakter berarti tabiat, watak,sifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseoarang dengan orang lain. baca juga:  https://kopiirengadrees.blogspot.com/2019/01/pendidikan-karakter-berbasis-al-quran.html Pendidikan karakter hendaklah mengandung tiga unsur pokok sebagaimana didefinisikan Oleh Ryan dan Bohlin, Mengandung tiga unsur pokok yaitu, Mengetahui kebaikan (knowling the good), Mencintai kebaikan (loving the good) dan melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan Karakter Dalam UU Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Tergabar dengan jelas pada definisi pendidikan, Yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalia...

ISLAMIC STUDIES DI PTAI DI INDONESIA

GAMBARAN AWAL  DIRASAH ISLAMIYAH  DI PTAI INDONESIA  1.Pendahuluan Pada awalnya masyarakat Indonesia berharap bahwa pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) baik negeri maupun swasta ( lAIN, STAIN,UIN dan PTAIS) dapat memenuhi dua harapan sekaligus. Pertama adalah harapan yang terkait dengan eksistensinya sebagai lembaga “keilmuan” (akademis). Sebagai lembaga keilmuan, ía dituntut untuk dapat memenuhi tugas-tugas pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam serta pengabdian pada masyarakat. Untuk itu, prasyarat minimal yang harus dipenuhi adalah kemampuan bahasa asing (Arab dan Inggris) bagi para dosen dan mahasiswanya, perpustakaan yang representatif baik dari segi gedung maupun koleksi buku-buku dan jurnal-jurnal studi keislaman dalam dan luar negeri untuk kegiatan penelitian dan penerbitan. Kedua adalah harapan yang terkait erat dengan kelembagaan PTAI ( lAIN, STAIN, UIN dan PTAIS) sebagai lembaga pendidikan “keagamaan...

KRITIK SEJARAH FAZLUR RAHMAN; UPAYA MENCAIRKAN HADITS NABI

BOOK REVIEW KRITIK SEJARAH FAZLUR RAHMAN; UPAYA MENCAIRKAN HADITS NABI [1] Review Buku Islamic Methodology In History Karya Fazlur Rahman Abstraksi : Menelaah metodologi pemikiran Islam (Islamic Metodology) dari perspektif sejarah dewasa ini dirasa sangatlah perlu. Tujuannya adalah untuk melakukan kritik terhadap pemikiran Islam ortodok yang menyatakan bahwa pintu ijtihad sudah tertutup. Dengan kembali membuka pintu ijtihad, umat Islam diharapkan bisa melakukan sebuah penafsiran yang kreatif, bebas, dan kontekstual terhadap sumber-sumber pokok ajaran Islam—al-Qur’an dan sunnah Nabi—sehingga bisa memberikan jawaban yang tepat bagi problem umat masa kini. A.     Latar Belakang Masalah Dalam konteks pemikiran Islam, Fazlur Rahman [3] dikenal sebagai salah seorang pemikir besar. Ahmad Syafii Maarif, dalam tulisan pengantar buku Islam karya Fazlur Rahman terbitan Indonesia menyatakan, bahwa pada diri Rahman, berkumpul ilmu seorang alim yang alim dan i...

Islamic Thought An Introduction

Book Review PEMIKIRAN ISLAM SEBUAH PENGANTAR  Review Islamic Thought An Introduction karya Abdullah Saeed Abstract Buku yang berjudul pemikiran islam sebuah pengantar ini, merupakan karangan Abdullah Saeed, beliau adalah salah satu Professor Islamic studies di Melbourne University-Australia. Beliau merupakan pemikir muslim yang kontemporer dalam bidang ke islaman. Dia mengusung apa yang di sebut dengan “contextualist approach” (pendekatan kontektualis). Pendekatan yang di gunakan pada karangnya ini yaitu sosio-historis . Pendekatan yang di gunakan, sebelumnya telah di perkenalkan dan di perluaskan oleh pemikir-pemikir sebelumnya, seperti Fazlur Rahman, dan Nasr Hamid Abu Zayd. Akan tetapi dalam hal ini Abdullah Saeed memberikan elaborasi argumentative yang komfrehensif  dan langkah-langkah metodis pendekatan tersebut. Sebagai buku pengantar, buku ini dapat di pandang sebagai buku yang cukup komprehensif, karena semua aspek pemikiran islam di bahas di dalamnya. Sela...

Pendidikan, Pembelajaran, Pengajaran, dan Implikasinya

Pendidikan, Pembelajaran, Pengajaran, dan Implikasinya Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikiann akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004: 79). Pendidikan juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup (Salim, 2004:32). Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, ...